Senin, 29 Agustus 2011

Iran Produksi Massal Rudal Anti Tank



30 Agustus 2011, Tehran (Berita HanKam): Kementrian Pertahanan Iran mulai memproduksi massal rudal anti-tank 73 mm, Senin (29/8), peresmian dihadiri Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi.



Rudal memiliki hulu ledak khusus dimana dapat menembus sasaran sedalam 300 milimeter dan menghancurkannya, diungkapkan Menhan Vahidi, dalam sambutannya.



Rudal dapat menghancurkan sasaran berupa tank, ranpur pengangkut pasukan, ranpur ringan dan gudang senjata.



Rudal dapat dibawa kendaraan maupun prajurit dan mampu menjangkau sasaran sejauh 1300 meter.



Sumber: Mehr

Sabtu, 27 Agustus 2011

Purnomo: RI tetap dapat hibah F-16 AS



26 Agustus 2011, Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia tetap menerima hibah satu skudron pesawat tempur F-16 dari pemerintah Amerika Serikat.



"Kita tetap dapat hibah," katanya, usai menyaksikan penyerahan enam unit helikopter Mi-17 V5 dari pemerintah Rusia ke Indonesia melalui Kementerian Pertahanan di Skuadron 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Jumat.



Ia menambahkan dua Skuadron F-16 tipe Block 25 yang dihibahkan itu akan di-"up grade" menjadi F-16 Block 32 yang lebih canggih kemampuannya.



Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto menambahkan, dari 30 unit F-16 yang dihibahkan, 24 akan dihidupkan dengan 28 mesin.



"Hibah F-16 itu telah mendapat persetujuan dari kongres AS. `Congress Notification` sudah keluar pada 16 Agustus silam dan kita tetap mendapatkan hak atas hibah itu," katanya.



Sebelumnya dikabarkan Kongres AS membatalkan rencana hibah F-16 kepada Indonesia dan menawarkannya ke Taiwan. "Itu tidak benar," katanya.



Sumber: ANTARA News

Jumat, 26 Agustus 2011

Panglima TNI-Komisi I Bahas Kekuatan Pokok Minimum

Menhan Purnomo Yusgiantoro (tengah) bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan), Anggota Komisi I Fraksi PDIP Tritamtomo (kedua kanan) ), Anggota Komisi I Fraksi PKS Gamari Sutrisno (kedua kiri), dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri) ketika penyerahan Enam unit Hlikopter Mi-17 V5 di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Jakarta, Jumat (26/8). Helikopter Mi-17 V5 Hip buatan Rusia itu resmi memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AD yang siap mengamankan seluruh wilayah Indonesia. (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11)



26 Agustus 2011, Jakarta (Jurnas.com): Panglima TNI menggelar buka bersama dengan Komisi I DPR RI. Pada kesempatan itu, dibahas pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) hingga tahun 2024. "Kami sudah memaparkan bagaimana desain MEF, apa saja yang akan diadakan, dan bagaimana tahap pembangunannya,"kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (25/8).



Menurutnya, pembangunan kekuatan pokok minimum ini sangat membutuhkan arahan Komisi I. Lebih lanjut dikatakan Panglima, pemenuhan alutsista TNI harus dipenuhi dalam waktu dekat."Pemenuhan kapal selam, helikopter, dan sebagainya masih akan kami diskusikan lebih lanjut,"katanya.



Acara buka bersama Panglima TNI dengan Komisi I DPR RI ini, turut dihadiri Kepala Staf seluruh matra dan para pejabat di jajaran Mabes TNI.



Sumber: Jurnas

Penyerahan Helikopter Mi-17 V5 Hip

26 Agustus 2011, Jakarta (ANTARA News): Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) dan Anggota Komisi I Fraksi PDIP Tritamtomo (tengah) ) ketika penyerahan Enam unit Helikopter Mi-17 V5 di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Jakarta, Jumat (26/8). Helikopter Mi-17 V5 Hip buatan Rusia itu resmi memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AD yang siap mengamankan seluruh wilayah Indonesia. (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11)



MI-17 V5. Menhan Purnomo Yusgiantoro berada di kokpit Helikopter Mi-17 V5. (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11)



Menhan Purnomo Yusgiantoro (tengah) bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan), Anggota Komisi I Fraksi PDIP Tritamtomo (kedua kanan) ), Anggota Komisi I Fraksi PKS Gamari Sutrisno (kedua kiri), dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri) ketika penyerahan Enam unit Helikopter Mi-17 V5 di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Jakarta, Jumat (26/8). (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11)



Sebuah Hlikopter Mi-17 V5 milik TNI AD berada di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Jakarta, Jumat (26/8). (Foto: ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11)

Jual Kapal Selam, Menhan Korsel ke Indonesia

ROKS Lee Eokgi (SS 071) kapal selam kelas Chang Bogo saat mengikuti RIMPAC 2010 di Hawaii. (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class N. Brett Morton/Released)



26 Agustus 2011, Jakarta (VIVAnews): Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, akan berkunjung ke Indonesia awal September mendatang. Kim di Jakarta akan membicarakan rencana penjualan kapal selam buatan Korsel ke Indonesia, dengan nilai kontrak US$1 miliar.



Pengumuman kunjungan Kim itu disampaikan pejabat Korsel kepada kantor berita Yonhap, 26 Agustus. Lawatan Kim selama tiga hari itu akan dimulai pada 7 September mendatang.



Dia akan bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Mengamankan kontrak penjualan kapal selam bermesin disel ke Indonesia merupakan salah satu misi utama Kim ke negeri ini. Korsel tertarik atas upaya Indonesia untuk memodernisasi kekuatan maritim.



Menurut sumber anonim di kalangan militer Korsel, pengadaan kapal selam untuk Indonesia itu akan melibatkan perusahaan Korea. "Dalam kunjungan itu, ada kemungkinan bahwa Daewoo Shipbuilding and Marine akan dipilih untuk menjadi calon penawar bagi program pengadaan kapal selam Indonesia," ujar sumber itu kepada Yonhap.



Dalam kunjungan ke Indonesia, Kim akan didampingi oleh para eksekutif dari sembilan kontraktor pertahanan Korea, termasuk Daewoo Shipbuilding and Marine. Selain kapal selam, Indonesia juga tertarik membeli produk lain buatan Korsel.



Pada April lalu, Indonesia memilih Korsel sebagai calon mitra proyek pengadaan pesawat jet latih. Kedua pemerintah masih bernegosiasi untuk menentukan harga. Bila sepakat, Korsel juga akan mengekspor pesawat jet latih T-50 Golden Eagle untuk kali pertama ke luar negeri.



Sumber: VIVANews

Kamis, 25 Agustus 2011

KRI Dewaruci Kembali ke Surabaya

Pangarmatim Laksda TNI Bambang Suwarto (tengah) berjabat tangan dengan anak buah kapal (ABK) KRI Dewa Ruci saat merapat di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Jatim, Jumat (26/8). KRI Dewaruci kembali setelah melakukan pelayaran ke sejumlah negara di kawasan Asia selama 52 hari yang bertujuan melatih para Kadet Taruna AAL tingkat III tentang praktek astronomi dan pelajaran profesi dasar matra laut. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11)



26 Agustus 2011, Surabaya (KOMPAS.com): Kapal latih KRI Dewaruci kembali ke Surabaya, Jumat (26/8/2011) setelah berkeliling Asia selama 52 hari.



Kedatangan Dewaruci disambut para Panglima AL Wilayah Timur diantaranya Panglima Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksda TNI Ade Supandi, didampingi Calon Penggantinya Laksma TNI Agus Purwoto, Ibu Asuh Kadet AAL Nyonya Ade Supandi dan para pejabat teras AAL di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya.



KRI Dewaruci dengan Komandan Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dan membawa 85 Kadet AAL serta 82 ABK ini dalam pelayarannya telah menyinggahi beberapa negara diantaranya Manila (Filipina), Guangzhou (China) dan Bangkok (Thailand).



Pelayaran sejauh 11.453,4 kilometer dengan rute Surabaya - Bitung (Sulut)- Manila (Filipina) - Guangzhou (China) - Bangkok (Thailand) - Batam (Kepri) - Surabaya ini memiliki tujuan dan misi melaksanakan praktek pelayaran astronomi dan pelajaran profesi dasar matra laut utamanya kadet tingkat III korps Pelaut (Sersan Mayor Taruna-Sermatar), Tehnik, Elektronika dan Suplai.



Di samping itu juga melaksanakan misi diplomasi dan meningkatkan persahabatan menunjukkan keramahtamahan Indonesia pada negara-negara yang disinggahi.



Begitu turun di dermaga Ujung surabaya, Komandan Satgas yang juga Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto mendapat kalungan bunga dari Pangarmatim Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto. Sementara Kadet AAL mendapat kalungan bunga dari Ibu Asuh Kadet AAL Nyonya Ade Supandi.



Sumber: KOMPAS

Enam Mil Mi-17 perkuat TNI-AD

(Foto: Kemhan)



26 Agustus 2011, Tangerang (ANTARA News): Apron Skuadron Udara 21 Pusat Penerbangan TNI-AD di Pondok Cabe menjadi saksi peristiwa penting bagi militer Indonesia. Enam unit helikopter Mi-17 V5 Hip buatan Rusia resmi memperkuat sayap udara matra darat TNI.



Penyerahan secara resmi keenam unit helikopter angkut multi peran itu disaksikan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kepala Staf TNI-AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov.



Pemilihan Mil Mi-17 Hip buatan Kazan, Rusia, melalui perusahaan negara Rusia, Rosoboronexport, itu dilandasi hakekat berbagai operasi yang dilakoni militer Indonesia. Itu adalah operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Di Rusia, Mi-17 juga dikenal dengan nama Mi-8 dan diberi nama panggilan Hip oleh NATO.



Geografi Indonesia terdiri atas sekitar 17 ribu pulau, kata Yusgiantoro, sangat memerlukan dukungan moda transportasi; termasuk transportasi militer untuk menjangkau daerah-daerah yang tersebar itu, terutama daerah yang tidak bisa didarati pesawat besar maupun sedang.



"Beragam ancaman non tradisional kini makin tersebar pula. Mulai dari terorisme sampai separatisme yang memerlukan penanganan berupa pengerahan pasukan ke wilayah sasaran dengan cepat," katanya.



Dengan potensi bencana alam yang tidak kurang serius, katanya, eksistensi helikopter berdaya angkut 35 tentara infantri bersenjata lengkap itu juga bisa dialihkan ke dalam misi kemanusiaan, mulai dari pemetaan area bencana hingga evakuasi bahan bantuan hingga manusia dan peralatan yang diperlukan.



Dari sisi kemampuan angkut personel, "kelas" Mi-17 yang juga dikembangkan menjadi Mi-19 untuk komando penyerbuan pasukan, bisa disandingkan dengan Sikorsky CH-53D Sea Stallion. Namun harganya sangat jauh berbeda, dengan perkiraan harga pasaran Mi-17 pada 2010 ada pada kisaran 11 juta dolar Amerika Serikat per unit.



Tercatat Mi-17 ini telah beberapa kali mendarat dan lepas landas dari Bandar Udara Haliwen, Atambua, di NTT. Bandar udara perintis ini hanya belasan kilometer dari garis perbatasan Indonesia dengan Timor Leste (dalam bahasa Indonesia, Timor Timur).



"Jadi, dengan adanya helikopter ini sangat bermanfaat sekali," kata Yusgiantoro.



(Foto: Kemhan)



Dari sisi militer, Suhartono menyatakan, helikopter kelas menengah berat itu bisa digunakan pula untuk pengamanan perbatasan, baik untuk pemantauan, maupun pengerahan pasukan dan logistiknya.



"Helikopter ini juga bisa digunakan sebagai helikopter serbu dan angkut pasukan pada jumlah tertentu misalnya dalam rangka pengamanan perbatasan," katanya.



TNI-AD sendiri memiliki visi yang telah diamini pemeirntah, bahwa kekuatan yang diperlukan Pusat Penerbangan TNI-AD untuk Mi-17 itu adalah 18 unit. "Kami mentargetkan 18 unit Mi-17 yang bermarkas di Skuadron 31 Heli Serbu sehingga satu batalyon pasukan dapat diangkut dalam waktu bersamaan," tuturnya.



Dasar perhitungannya adalah, helikopter legendaris buatan Amerika Serikat, Bell (Bell-205 dan Bell-402) yang dimiliki TNI-AD kurang mumpuni untuk kepentingan penggelaran pasukan infantri ke garis depan palagan. Seluruh Bell itu, diketahui hanya mampu mengangkut maksimal 1/3 kekuatan satu batalion infantri.



"Jadi helikopter ini sangat efektif apalagi TNI Angkatan Darat lebih banyak gelaran kekuatan di daerah perbatasan, daratan dan pegunungan," ujar Pramono.



Ivanov yang produk peralatan perang negaranya sejak beberapa tahun lalu dibeli Indonesia jelas sangat senang dengan penyerahterimaan Mi-17 itu. Mekanisme pembelian seluruh Mil, baik Mi-17 ataupun Mi-35P di tubuh Pusat Penerbangan TNI-AD memakai pinjaman negara Rusia kepada Indonesia.



"Besarannya 56 juta dolar AS dengan persyaratan yang sangat ringan dan menguntungkan Indonesia mengingat Indonesia merupakan mitra yang baik,"http://www.blogger.com/img/blank.gif katanya.



Sumber: ANTARA News

Selasa, 23 Agustus 2011

Iran Perkenalkan Rudal Anti Kapal dan Torpedo Buatan Lokal

Torpedo Valfajr. (Foto: Presiden.ir)



24 Agustus 2011, Tehran (Berita HanKam): Iran memperkenalkan tiga produk pertahanan terbaru yang dihasilkan industri pertahanan Iran di Universitas Malek Ashtar Industrial di Tehran, Selasa (22/8).



Rudal jelajah anti-kapal Qader, torpedo Valfajr dan mesin Bonyan 1 diperkenalkan pada Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi serta sejumlah petinggi Angkatan Bersenjata Iran.



Rudal anti-kapal Qader.



Qader rudal anti kapal dengan jarak jangkau 200 km dikembangkan oleh para enginer dan para ahli industri pertahanan Iran.



Torpedo Valfajr dapat membawa hulu ledak 220 kg, diklaim dapat dioperasikan dibawah kondisi cuaca berbeda, perairan dalam maupun dangkal dan dilengkapi dengan sistem keamanan dan persenjataan canggih.



Sumber: FNA

KASAU Tinjau Lapangan Tembak Skadron Elang Khatulistiwa

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat (kiri), menjalani upacara penyambutan khas suku Dayak saat tiba di Pangkalan Udara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (19/8). Marsekal Imam Sufaat beserta rombongan akan meninjau pembangunan lapangan tembak dari udara ke darat atau Air Weapon Range (AWR), di Gunung Tamang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar pada Sabtu (20/8). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/11)



22 Agustus 2011, Sungai Raya (Equator): Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan institusinya akan membangun lapangan tembak untuk pesawat tempur di Kawasan Gungung Tamang, Kecamatan Sungai Raya.



Pembangunan lapangan tembak pesawat tempur dengan luasan 11.700 hektare pengerjaannya dimulai dari 2007 dan saat ini sudah selesai dibangun. “Lapangan tembak ini digunakan untuk penerbang di Skadron Elang Khatulistiwa, Lanud Supadio Pontianak guna meningkatkan efektivitas dari para penerbang dalam meningkatkan kemampuannya,” ungkap Iman kepada wartawan di Sungai Raya, baru-baru ini.



Menurutnya, selama ini, kalau mau berlatih menembak dari udara ke darat, penerbang Skadron Elang Khatulistiwa harus ke Madiun, Pekanbaru atau daerah lain yang sudah memiliki lapangan tembak. Sehingga lapangan tembak udara yang berada di Kalbar yang sudah selesai dalam pembangunannya ini diperuntukkan kesiapan untuk latihan pesawat tempur dalam penjagaan keamanan NKRI. "Ada dua tahap pembangunan untuk itu ingin melihat yang dibangun perlu apa yang akan ditingkatkan untuk latihan pesawat tempur karena lapangan tembak sangat diperlukan untuk skuadron udara yang ada di sini," katanya.



Mengingat, pada tahun 2012, Imam mengaku sudah tidak ada anggaran yang akan dialokasikan terkait dengan lapangan tembak yang ada saat ini berada di Kalbar. Sehingga dari Angkatan Udara melakukan pengecekan dengan melihat kelengkapan dan apakah lapangan tersebut memenuhi syarat untuk latihan.



Terkait dengan peningkatan keamanan, lanjut Imam, saat ini sedang dibangun hanggar untuk pesawat tanpa awak yang berfungsi untuk pengintaian. Pesawat tanpa awak yang akan ada nantinya menurutnya tidak hanya diperuntukkan di Kalbar namun juga untuk di daerah lain, namun tempatnya berada di Kalbar. "Karena yang mengadakan departemen pertahanan dan kita yang akan mengoperasikan jadi sekarang sudah dalam proses pembuatan dan kita harapkan akan dapat dipergunakan secepatnya," tuturnya.



Dan terpilihnya Kalbar terkait adanya pesawat tanpa awak, satu di antara faktornya yaitu landasan di Lanud Supadio dianggap memenuhi untuk membawa pesawat tersebut dengan menggunakan pesawat Hercules. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi ilegal fishing, dan pengamanan perbatasan terkait keamanannya. “Untuk kondisi Kalbar kondusif dari segi udara namun satuan negara yang berdaulat harus siap untuk perang apabila ingin damai. Dengan kekuatan udara yang masih kurang dengan adanya kebijakan untuk memenuhi pertahanan maka dilakukan secara bertahap,” ujarnya.



Dan dengan adanya pesawat tanpa awak dan lapangan tembak udara untuk meningkatkan kesiapan dalam latihan dan pengamanan wilayah. KASAU yang tiba di Lanud Supadio, disambut dengan upacara adat dan tarian selamat datang dari etnis yang ada di Kalbar. Kedatangan KASAU juga dihadiri Wakil Gubernur Kalbar, beserta Kapolda Kalbar dan Pangdam XII Tanjungpura dan beberapa orang pejabat militer lainnya.



Sumber: Equator

Senin, 22 Agustus 2011

Polisi Dilarang Libur, Pasukan Katak Jaga Bandara

Sejumlah anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, mengikuti gelar pasukan pengamanan Lebaran di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin (22/8). TNI AL dalam hal ini Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) Bandara Internasional Juanda, siap mendukung Polri dalam melakukan pengamanan Lebaran 2011. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/11)



23 Agustus 2011, Surabaya (Surya): Kepolisian Daerah (Polda) Jatim menyiapkan 60 sniper atau penembak jitu untuk pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran 2011.Bahkan, untuk mendukung keseriusan itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko melarang anak buahnya untuk libur selama 16 hari masa Operasi Ketupat Semeru 2011, yang digelar khusus terkait Lebaran.



“Kami siapkan 60 sniper, yaitu 20 sniper di jalur pantura (pantai utara), 20 sniper di jalur selatan, serta 20 sniper di jalur tengah,” kata Kapolda, Senin (22/8), setelah memimpin gelar pasukan Operasi Ketupat Semeru 2011 yang diikuti sekitar seribu personel dari Polda Jatim, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PMK, dan sejumlah unit di Polda Jatim seperti helikopter dan K-9.



Menurut Kapolda Jatim, tim sniper akan ditempatkan pada sejumlah titik rawan kriminalitas dengan aksi tembak tetap mengacu pada prosedur.



“Operasi Ketupat Semeru akan melibatkan 15.772 polisi se-Jatim selama 16 hari mulai tanggal 23 Agustus (H-7) hingga 7 September (H+8),” katanya.



Belasan ribu polisi itu akan disebar pada 245 pos pengamanan, 25 titik kemacetan, 30 titik rawan kecelakaan, dan puluhan titik rawan kriminalitas.



“Yang jelas, polisi tidak boleh meninggalkan pos dan tempat tugas. Kalau bolos akan diberi sanksi. Polisi tidak boleh libur saat operasi, karena nanti akan saya berikan libur secara bergilir pasca-Lebaran. Ini perintah,” ujarnya, menegaskan.



Hadiatmoko beralasan, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan wilayah-wilayah di Jatim selama masa Lebaran, praktis semua personel kepolisian terpakai tenaganya. Tanggung jawab mereka juga sudah dibagi sedemikian rupa sehingga jika ada polisi yang libur atau membolos, maka Operasi Ketupat bisa terancam gagal.



Komandan Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal), Kolonel laut (P) Supranyoto (tengah), memeriksa perlengkapan Tim Penjinak Bahan Peledak Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, saat gelar pasukan pengamanan Lebaran di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin (22/8). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/11)



Data di Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim mencatat, pemudik Lebaran 2011 di Jatim akan mencapai 15,5 juta. Sedangkan kendaraan bermotor yang akan melintas di jalanan di provinsi ini selama masa Lebaran sekitar 5 juta unit, atau mengalami kenaikan 12 persen dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya.



Menurut Kapolda, jumlah kendaraan di jalanan tersebut akan melebihi kapasitas jalan yang ada. Karena itu, Kapolda juga memberi perhatian khusus untuk urusan lalu lintas dengan mempersiapkan jalur-jalur alternatif, merekayasa arus lalu-lintas dan memantau 25 titik rawan macet yang tersebar di Jatim.



“Di tiap titik rawan macet, kami siapkan pos polisi. Personel di sana akan kami bebani tugas untuk mengatur arus nantinya,” tutur Hadiatmoko.



Menurut Hadiatmoko, Polda Jatim masuk 10 Polda Prioritas Pertama dalam Operasi Ketupat bersama sejumlah Polda di Jawa, Bali, dan Sumatera.



“Karena itu, kita harus memprioritaskan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang mudik, kelancaran di jalan, keamanan rumah yang ditinggalkan pemudik, dan antisipasi jaringan teroris yang belum tertangkap,” paparnya.



Sementara itu, potensi gangguan keamanan di Bandara International Juanda selama masa Lebaran mendapat perhatian khusus pihak Pengamanan (PAM) bandara, yang berada di bawah kendali TNI Angkatan Laut (AL).



Kemarin, dilakukan apel kesiapan pengamanan yang diikuti sekitar 300 personel gabungan, yang terdiri dari unsur TNI, Polri dan petugas sekuriti bandara.



“Pasukan ini akan kami siagakan di sekitar bandara dan selebihnya on call (siap sedia saat diperintah),” terang Komandan Lanudal (Pangkalan Udara Angkatan Laut) Juanda, Kolonel Laut (P) Supranyoto.



Selain menempatkan petugas pada titik titik yang sudah ditentukan, Lanudal juga menerjunkan tim antiteror dan sniper. Pengamanan bandara bertambah kuat dengan dilibatkannya personel dari Kopaska (Komando Pasukan Katak) Koarmatim selama masa Lebaran ini.



Sumber: Surya

Simulator untuk Masyarakat Makassar

Seorang pengunjung melintas di dekat miniatur kapal perang yang dipamerkan pada Pameran Pembangunan Sulsel di gedung Celebes Convention Center (CCC) Makassar, Sulsel, Jumat (19/8). Pameran yang diikuti 66 peserta badan/dinas tingkat provinsi, kabupaten, serta institusi Polri dan TNI tersebut berlangsung hingga 21 Agustus 2011. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/11)



22 Agustus 2011, Makassar (KOMPAs.com):- Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar menyediakan simulator pesawat untuk dicoba masyarakat Makassar, dalam Pameran Pembangunan di Celebes Convention Centre, Tanjung Bunga.



Dalam edaran pers Lanud Sultan Hasanuddin yang diterima Senin (22/8/2011) disebutkan, akan dipamerkan kelengkapan dan satuan-satuan TNI AU yang ada di Makassar.



Stan TNI AU menampilkan Skadron Udara 5, Skadron Udara 11, Skadron Teknik 044, dan Batalyon Paskhas 044. Beberapa persenjataan Paskhas ikut digelar termasuk foto dan miniatur pesawat tempur Sukhoi, pesawat intai Boeing 737 dan CN-235 MPA.



Pada malam hari, pengunjung disuguhi pemutaran film akrobatik udara rekaman Tim TNI-AU dan militer asing. Dalam pameran yang diadakan sepanjang akhir pekan lalu, masyarakat sangat antusias mengunjungi stan TNI AU.



Sumber: Kompas

Dansatkatkoarmabar Periksa Kesiapan KRI Clurit



22 Agustus 2011, Jakarta (Koarmabar): Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatkatkoarmabar) Kolonel Laut (P) Denih Hendrata melaksanakan pemeriksaan KRI Clurit – 641 dalam rangka kesiapan unsur di jajaran Satkatkoarmabar, di dermaga Tanjung Uban, Senin (22/8).



Dalam kesempatan tersebut, Dansatkatkoarmabar Kolonel Laut (P) Denih Hendrata melihat kesiapan dan kemampuan prajurit KRI Clurit – 641 melaksanakan latihan peran tempur secara profesional. Peran tempur tersebut antara lain meliputi peran tempur bahaya udara dan peran tempur bahaya permukaan serta latihan penanggulangan kebakaran (PEK) di kapal. Selain itu, Dansatkatkoarmabar juga melihat kesiapan material dan persenjataan yang berada di KRI Clurit – 641.



Dansatkatkoarmabar Kolonel Laut (P) Denih Hendrata mengatakan, dalam melaksanakan peran tempur agar seluruh prajurit KRI Clurit – 641 melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat meningkatkan kemampuan tiap-tiap personel dalam mengawaki persenjataan dan peralatan yang ada di kapal sesuai dengan tugas dan fungsinya.



Lebih lanjut Dansatkatkoarmabar mengatakan, prajurit KRI Clurit – 641 jangan ragu-ragu dalam bertindak, serta cepat dan tanggap menyikapi situasi yang terjadi di kapalnya.



Dansatkatkoarmabar menekankan, latihan peran tempur, latihan PEK dan juga peran lainnya agar senantiasa dilaksanakan secara terus menerus, baik pada saat kapal berlayar maupun pada saat kapal sandar di Pangkalan. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan jiwa, semangat dan naluri tempur sebagai prajurit matra laut.



Sumber: Koarmabar

Tim Korsel Kunjungi Lanud Iswahjudi



22 Agustus 2011, Madiun (KOMPAS.com): Terkait rencana penggantian pesawat Hawk MK-53 yang berada di Skadron Udara 15 dengan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, Tim Korea Aerospae Industry (KAI), mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi. Tim KAI diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI M Syaugi SSos., Senin (22/8/2011).



Dalam edaran pers Dinas Penerangan Lanud Iswahjudi disebutkan, Tim KAI yang dipimpin oleh Gyoung MM Kim, mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi, untuk menyesuaikan persiapan yang perlu dilakukan antara Korea dan Indonesia yang berkaitan dengan pesawat T-50 Golden Eagle. Persiapan untuk transisi dan konversi tersebut sangat penting, untuk memastikan keselamatan serta profesionalitas dalam pengoperasian pesawat baru yang akan digunakan TNI-AU tersebut.



Selain mengadakan kunjungan ke Skadron Udara 15, Tim KAI juga melihat ACMI (Air Combat Manuvering Instrument), dan dilanjutkan ke Skadron teknik 042.



Sumber: KOMPAS

Minggu, 21 Agustus 2011

KRI Teluk Amboina - 503 Dukung Kegiatan Debarkasi dan Embarkasi Satgas BKO Maluku



22 Agustus 2011, Ambon (Koarmatim): KRI Teluk Amboina – 503 melaksanakan Beaching di Lantamal IX Ambon untuk mendukung kegiatan Debarkasi dan Embarkasi Satgas BKO Maluku. Sebelum pelaksanaan Debarkasi dan Embarkasi di laksanakan Upacara penerimaan Satgas Yonif 301/Prabu Kian Santang Kodam III/Siliwangi dan pelepasan Satgas Yonif 133/ Yudha Sakti Kodam I/Bukit Barisan di Lapangan Mako Lantamal IX, Kamis (18/8). Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubenur Maluku Ir. Said. Assagaff, Pangdam XVI/ PTM Mayjen TNI Suharsono, S. IP, Walikota Ambon Ricchard Louhenapessy, Komandan Lantamal IX Laksamana Pertama TNI Rahardjo Dwi Prihanggono, S.H, Wadan Lantamal IX Kolonel Marinir Bambang Hullianto, Asintel Danlantamal IX Kolonel Laut (P) Arif Sumartono, Asops Danlantamal IX Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto, Irdam, Danrem 151/Binaiya, para Perwira Ahli, Perwira LO AL dan AU, para Komandan Satuan serta Kabalak jajaran Kodam XVI/Pattimura.



Upacara penerimaan dan pelepasan Satgas tersebut dipimpin oleh Irup Pangdam XVI/PTM, dalam amanatnya Pangdam XVI/PTM menyampaikan selamat datang dan selamat bertugas kepada seluruh prajurit Satgas Yonif 301/ Prabu Kian Santang. Semoga kehadiran dan keberadaan Satgas Yonif 301/ Prabu Kian Santang di wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara, dapat memberikan kontribusi yang positif untuk membantu Pemerintah Daerah dan Komando dalam upaya menjaga stabilitas keamanan serta memberikan suasana ketenangan, ketentraman dan kesejukan bagi masyarakat Maluku. Pangdam XVI/PTM juga mengucapkan terima kasih dan selamat jalan kepada seluruh prajurit Satgas Yonif 133/ Yudha Sakti yang telah selesai melaksanakan tugas, semoga pengalaman bertugas di wilayah ini dapat menjadikan bekal yang berharga dalam pelaksanaan tugas - tugas di masa mendatang. Bahwa situasi keamanan di wilayah Kodam XVI/Pattimura, yang meliputi wilayah Propinsi Maluku dan Maluku Utara saat ini sudah semakin kondusif. Meskipun demikian kita harus terus waspada karena kemungkinan potensi konflik yang dapat mengganggu ketentraman dan ketenangan masyarakat yang mungkin timbul sewaktu-waktu dan dapat mengganggu ketenangan serta ketentraman masyarakat. Untuk itu, diperlukan kesiapan dan kesiapsiagaan serta kebersamaan seluruh aparat di wilayah ini guna melakukan langkah-langkah antisipasi dan proaktif, sehingga setiap indikasi terjadinya instabilitas keamanan dapat segera dicegah dan dinetralisir sedini mungkin. Demikian juga, Komando dan Pengendalian serta koordinasi antar aparat keamanan harus terus dibangun dan dipelihara dengan baik, sehingga penanganan terhadap masalah keamanan dapat diselesaikan dengan baik. Disamping itu, kita harus terus mewaspadai adanya upaya pihak-pihak tertentu yang masih melakukan provokasi massa melalui aksi penyebaran isu, selebaran gelap, intimidasi, teror maupun tindakan kriminal lainnya. Sebagai prajurit profesional, kita harus senantiasa mengamati setiap perkembangan situasi yang terjadi di lingkungan tempat bertugas sambil terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan timbulnya konflik akibat provokasi dan teror dari pihak-pihak yang tidak menghendaki terciptanya stabilitas keamanan dan ketentraman di wilayah ini. Kita harus menyadari bahwa penugasan yang kalian laksanakan ini merupakan konsekuensi prajurit yang memiliki jati diri sebagai prajurit rakyat, prajurit pejuang, prajurit nasional dan prajurit profesional yang bertugas menjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.





Dalam pelaksanaan tugas di lapangan nantinya, Pangdam XVI/PTM mengharapkan agar kalian tetap kompak dan solid, mempedomani protap-protap yang sudah ada, serta senantiasa menjalin hubungan kerja sama yang baik, terpadu dan harmonis dengan semua unsur terkait dan sesama aparat keamanan lainnya, sehingga kalian dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya dan terhindar dari kemungkinan terjadinya benturan maupun kesalahpahaman yang tidak perlu. Bertindaklah secara netral, rasional, profesional dan proporsional dengan senantiasa dilandasi disiplin yang tinggi. Laksanakan tugas dengan baik dan hilangkan keraguan yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan tugas. Ambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang nyata-nyata mengganggu stabilitas keamanan di wilayah ini. Setiap prajurit harus dapat mendekati dan merangkul serta membantu rakyat, sehingga rakyat akan membantu kalian semua.



Kepada seluruh prajurit Satgas Yonif 133/Yudha Sakti, hari ini tugas di wilayah Kodam XVI/ Pattimura, dinyatakan berakhir dan berhasil dengan baik. Pangdam XVI/PTM berharapkan agar keberhasilan yang telah dicapai, jangan sampai menjadi lupa diri, karena panggilan tugas bagi seorang prajurit tidak akan pernah berakhir, bahkan kedepan akan semakin berat dan meningkat. Sekembalinya ke Home Base, diharapkan dapat segera menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di daerah pangkalan. Lakukan konsolidasi dan evaluasi internal terhadap tugas yang telah dilakukan selama ini. Adakan inventarisasi terhadap personel, materiil maupun alat perlengkapan lainnya yang dipertanggungjawabkan baik kepada satuan, maupun kepada prajurit secara perorangan. Jangan ada diantara kalian yang berusaha menyimpan munisi, bahan peledak maupun barang-barang lain yang tidak boleh disimpan dan dibawa secara perorangan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tingkatkan terus kewaspadaan, kesiapsiagaan serta disiplin dan profesionalitas keprajuritan dengan terus belajar dan berlatih serta mantapkan terus kemanunggalan TNI - Rakyat, karena masyarakat, bangsa dan negara senantiasa menunggu prestasi, dedikasi dan pengabdianmu. Jaga dan bina kondisi fisikmu serta pelihara kesiapan mentalmu agar kalian senantiasa dalam kondisi prima dan siap untuk melaksanakan tugas selanjutnya. Pangdam XVI/PTM juga mengucapkan terima kasih kepada Danlantamal IX Ambon beserta jajarannya dan Komandan KRI Teluk Amboina beserta seluruh ABKnya.



Sumber: Koarmatim

DPR Desak Peningkatan Anggaran Kemhan



22 Agustus 2011, Jakarta (Suara Karya): DPR mendesak pemerintah agar meningkatkan anggaran untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan). Sebab, sasaran ideal pemenuhan alat utama sistem senjata (alutsista), masih jauh dari idealisme kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF). Karena, realisasi kebutuhan anggaran yang dibutuhkan Kemhan belum mencapai 30 persen.



Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, dan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Enggartiasto Lukita di Jakarta, Jumat (19/8).



Hingga 2014, djelaskan Mahfudz, Kemhan membutuhkan anggaran mencapai Rp 150 triliun. Namun, hingga tahun 2011 ini, dari total kebutuhan anggaran untuk terpenuhinya MEF belum mencapai 30 persennya.



"Sehingga alokasi untuk Kemhan pada RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun itu sesungguhnya sebagai bagian skenario untuk tercapainya MEF hingga 2014," ujarnya.



Mahfudz menjelaskan, guna tercapainya rencana strategis (renstra) hingga 2014, perlu kebijakan politik anggaran untuk bisa menambah anggaran di Kemhan, khususnya untuk keperluan alutsista tersebut.



"Cuma kan begini, banyak orang berpikir bahwa meningkatkan anggaran alutsista ini, tidak punya dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Karena kita kan punya masalah itu kan. Nah, menurut saya, cara pandang ini yang perlu diluruskan," ujar Mahfudz.



Mahfudz mengatakan, Komisi I DPR mempunyai kebijakan politik bahwa modernisasi alutsista TNI itu juga harus didorong dengan melibatkan industri strategis dalam negeri. Diharapkan, hal itu akan memberikan dampak secara ekonomi dan kesejahteraan. Karena, akan banyak menyerap tenaga kerja dalam negeri sendiri.



"Makanya kemarin kan telah kita dorong sekitar Rp 1,3 triliun, itu belanja alutsista di dalam negeri yaitu di PT DI, PT PAL, PT Pindad. Dengan demikian, hal ini akan berimbas pada penyerapan tenaga kerja dalam negeri untuk pengerjaan produksi alutsista yang menjadi kebutuhan TNI saat ini," katanya.



Enggar mengatakan, program modernisasi alutsista, terutama untuk keperluan kontrol wilayah laut. Modernisasi ini akan memberi dampak untuk menutup imbas kerugian negara selama ini atas praktek kejahatan illegal fishing dan illegal logging lewat wilayah laut, yang setiap tahun kerugiannya dari kejahatan tersebut mencapai sekitar Rp 40 triliun.



"Menurut saya, ini yang harus diluruskan. Peningkatan alutsista harus tetap dapat meningkatkan kontribusi kemampuan ekonomi bagi masyarakat dan penciptaan lapangan kerja," ujarnya.



Sumber: Suara Karya

Kemhan Kembangkan Kamera SRS Retina 2000

(Foto : Skadron Udara 4)



21 Agustus 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Sehari setelah peringatan hari kemerdekaan, sejumlah tim dari Kementerian Pertahanan dan PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN) yang diketuai Kasubdit Teknologi Pertahanan Kolonel (Laut) Taufik Arief berkunjung ke Pangkalan Udara (Lanud) Abdurahman Saleh untuk membicarakan secara umum rencana pengembangan kamera SRS Retina 2000.



Dalam siaran pers Dinas Penerangan Lanud Abdurahman Saleh, Minggu (21/8/2011), disebutkan, kamera ini merupakan produksi dalam negeri yang mulai dirintis pada tahun 2006 dan diujicobakan pada tahun 2007, dan kemudian mulai dioperasikan oleh Skadron Udara 4 serta memperkuat alutsista TNI AU pada tahun 2008.



Selama empat tahun operasional, kamera SRS Retina 2000 telah banyak berkiprah dalam berbagai misi operasi, salah satunya dalam operasi Eyes In the Skies (EIS), yakni patroli maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura yang bekerja sama dengan pihak Malaysia dan Singapura. Di samping itu, juga dalam kegiatan latihan, baik latihan perorangan di Lanud Abd Saleh, Latihan antar satuan Garuda Perkasa, Sikatan Daya, Angkasa Yudha dan juga dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2008 yang di gelar di daerah Sanggatta di Wilayah Kalimantan Timur.



Kamera produksi PT LEN yang kini dioperasikan oleh Skadron Udara 4 itu memiliki kemampuan menghasilkan foto udara vertikal, foto udara oblique, dan video streaming yang merupakan inti dari misi surveillance.



Kehadiran Tim Vertifikasi Kemhan kali ini memang bertujuan untuk menjajaki secara teknis rencana pengembangan kamera yang telah diproduksi sebelumnya. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan lebih lanjut antara lain kemampuan operasional siang dan malam dengan meningkatkan kemampuan sensor video dan meningkatkan pergerakan kamera yang semula hanya mampu bergerak pada dua sumbu, menjadi mampu bergerak pada tiga sumbu dan mampu berputar 360 derajat.



Di samping itu yang tidak kalah penting adalah penambahan kemampuan transmisi data dari pesawat secara real time yang dilakukan melalui satelit, sehingga kegiatan surveillance dan recognizance yang dilaksanakan dapat dimonitor on the ground.



Sumber: KOMPAS



Kontingen Garuda Siap Hadapi Siaga Merah Lebanon



21 Agustus 2011, Kairo (ANTARA News): Komando Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) telah menginformasikan kepada Kontingen Garuda Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bersiaga penuh guna menghadapi bahaya ancaman perang di Perbatasan Lebanon-Israel.



"Komandan tertinggi UNIFIL telah menyatakan bahwa status keamanan di wilayah operasi di Lebabon yang selama ini kuning dinaikkan menjadi merah," kata Bintara Penerangan Satgas Indo FPC, Nur Kholis, yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Ahad dini hari.



Menidaklanjuti informasi tersebut, Komandan Satgas Indo FPC Mayor Inf Henri Mahyudi melalui Pasipam Ops Kapten Inf Eka Wira Darmawan menginstruksikan agar segera mengambil langkah yang harus ditempuh guna menyikapi kondisi ini, katanya.



Pasipam Ops segera beraksi membunyikan sirine sebagai alarm stelling, yakni tanda bahaya dibarengi penyampaian instrusi melalui pengeras suara, ujar Nur Kholis.



Dijelaskan, bunyi alarm tersebut segera ditanggapi oleh seluruh anggota satgas baik yang sedang berdinas aktif maupun sedang beristirahat dan segera di titik kumpul yang telah ditentukan, lengkap dengan senjata plus perlengkapan pribadi seperlunya sesuai standart operating procedure (SOP).



Menurut Nur Kholis, konflik berkepanjangan antara Lebanon dan Israel nampaknya semakin sulit dikendalikan akhir-akhir ini pasca bentrokan bersenjata kedua pihak beberapa waktu lalu di sepanjang perbatasan, katanya.



Suasana mencekam itu terjadi pada hari Sabtu (20/8), yang mana situasi tersebut merupakan skenario persiapan yang dilaksanakan secara terpadu dalam formasi kompi.



Dasar dilaksanakannya kegiatan ini adalah rencana latihan yang disusun oleh staf operasi Satgas Indo FPC tentang pelaksanaan kontigensi planning yang bertujuan agar Satgas Indo FPC memiliki kesiapsiagaan yang tinggi dan selalu siap digerakkan sewaktu-waktu dalam situasi dan kondisi darurat.



Setelah semua personel memasuki kedudukan yakni di defence position (DP), kendaraan tempur dan senjata bantuan masuk ke posisi stelling masing-masing, serta jaring komunikasi harus sudah tergelar.



Dansatgas didampingi Pasipam Ops melakukan pengecekan terhadap seluruh jajaran tentang situasi kondisi terakhir tiap-tiap defence position dan selanjutnya hasil pengecekan tersebut dilaporkan kepada Pasukan Gabungan UNIFIL.



Pasipam Ops Kapten Inf Eka Wira Darmawan menjelaskan, persiapan ini dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan sehingga mencapai kesiapsiagaan yang maksimal.



Eka Wira mengemukakan, perubahan status alert terjadi dari kuning ke merah itu menunjukkan peningkatan penjagaan dua kali lipat, antara lain di observation post (OP) dan main gate (pintu utama).



Kemudian status alert berubah menjadi hitam, yakni seluruh personel masuk defence position (DP) dan menempatkan kendaraan berat pada DP yang terdapat di Naqoura Green Hills sebagai Area of Responsibility Satgas Indo FPC, katanya.



Sumber: ANTARA News

Sabtu, 20 Agustus 2011

RI – Timor Leste Sepakati Peningkatan Kerjasama Pertahanan



20 Agustus 2011, Dili, Timor Leste (DMC): Untuk meningkatkan dan memperluas hubungan bilateral dan hubungan persahabatan, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) menyepakati kerjasama pertahanan dan keamanan. Kesepakatan kedua negara tersebut ditandai oleh penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di bidang penguatan hubungan pertahanan kedua negara dalam forum Bilateral kedua negara, Jumat (19/8), di Kantor Kementerian RDTL.



Penandatanganan MoU dilakukan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro bersama Menhan Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao, dan disaksikan oleh, Menteri Perdagangan RI, Mari E. Pangestu, Staf Ahli Menhan Bidang Politik, Prof. Dr. Susanto Zuhdi M. Hum, Tim Pakar Manajemen Kemhan, Silmy Karim, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan, Brigjen TNI Wahyu Suhendar, Kapuskom Publik, Brigjen TNI Hartind Asrin. Selain itu terdapat staf perwakilan dari Kemendag, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Gusmardi Gusmai, dan Direktur Kerjasama Bilateral, Pradyawati.



Menhan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan penandatanganan kerjasama pertahanan yang telah dilaksanakan merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjalin dan memperkokoh hubungan antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah RDTL. Disamping itu kesepakatan kerjasama pertahanan ini untuk mendukung logistik pertahanan dari Pemerintah RDTL yang sedang membangun kekuatan pertahanan dan keamanan.



Menhan RI, berharap kerjasama pertahanan ini dapat digunakan sebagai jalan untuk memperkokoh dan mencari potensi kerjasama di bidang lainnya pada masa yang akan datang.



Ada beberapa bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan kedua negara, salah satunya kerjasama dialog dan konsultasi bilateral tentang isu-isu strategis dan keamanan, pertukaran informasi dalam bidang pertahanan, peningkatan kerjasama Angkatan Bersenjata dan kerjasama dukungan logistik.



Sebagai bentuk tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama ini, kedua negara akan membentuk Komite Bersama Bidang Pertahanan Indonesia-RDTL. Salah satu tujuan dari komite bersama ini adalah untuk mengkoordinasikan dan memantau kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka persetujuan. Komite bersama ini nantinya terdiri dari perwakilan resmi masing-masing pihak, dan setiap pertemuan komite bersama diketuai oleh pejabat pertahanan senior kedua negara. Sementara itu Komite Bersama ini memiliki tugas yang salah satunya mencakup, untuk mengidentifikasi area kerjasama yang potensial di bidang pertahanan, membahas hal-hal yang menjadi kepentingan bersama, memulai dan mengatur aktiviitas kerjasama dan meninjai kegiatan lainnya dalam rangka persetujuan tersebut.



Pada kesempatan ini kedua negara juga sangat berkeinginan untuk mengadakan kerjasama bidang pertahanan ini berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan dan integritas teretorial.



Kalangan Parlemen National Menyambut Positif



Sementara itu, penandatanganan kerjasama pertahanan yang dilaksanakan tersebut juga mendapat sambutan positif dari kalangan Parlemen National Timor Leste. Sambutan positif ini disampaikan oleh Presiden Parlemen National RDTL, Fernando Lasa’ma De Araujo kepada rombongan Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro. Selain memberikan penghargaan terhadap kesepakatan ini, pihak Parlemen Nasional Timor Leste akan segera meratifikasi atas hasil yang telah disepakati kedua negara.



Pada kesempatan pertemuan dengan Menhan RI tersebut, Fernando juga berharap bahwa kerjasama yang baik ini akan terus berlanjut kedepannya. Harapan Fernando ini terlebih lagi kepada penerimaan personel-personel tentara ataupun kepolisian untuk bisa belajar di Indonesia.



Sumber: DMC

Jumat, 19 Agustus 2011

Filipina Pesan Pesawat dan Amunisi dari Indonesia

Indonesia menawarkan LPD ke Filipina.



19 Agustus 2011, Malang (ANTARA News): Filipina memesan sejumlah pesawat dan amunisi dari Kementrian Pertahanan Indonesia yang sebelumnya menawarkan sejumlah alat utama persenjataan produk dalam negeri.



Kepala Subdirektorat Teknologi Pertahanan Kementerian Pertahanan Kolonel TNI AU Taufik Arief, saat berada di Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan, tawaran itu langsung mendapat tanggapan positif dari Filipina dengan memesan sejumlah peralatan dalam negeri.



Seperti pesawat angkut CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia, kapal jenis LPD produksi PT PAL serta amunisi dan senapan serbu produksi PT Pindad.



"Adanya negara lain yang berminat dengan persenjataan yang kita produksi, membuktikan keandalan industri pertahanan dalam negeri," katanya.



Taufik mengatakan, transaksi pemesanan tersebut sudah dilakukan dan akan dikirim pada September mendatang.



"Tujuan negara tatangga memesan sejumlah peralatan itu untuk mendukung sistem pertahanan udara, darat dan laut mereka," katanya.



Selain itu, pemesanan dilakukan dalam rangka kerjasama dan komitmen negara-negara ASEAN dalam komite industri pertahanan ASEAN.



"Dalam komite ini, seluruh anggota negara-negara ASEAN saling mendukung industri pertahanan, termasuk Indonesia dengan Filipina," katanya.



Sementara itu, pemesanan kapal tipe LPD oleh Filipina itu juga bekerjasama dengan Daewoo Korea Selatan.



"Kita akan kirim secara bertahap, dan sementara akan dikirim kapalnya dahulu, sesuai dengan pengadaan di Filipina," katanya.



Sumber: ANTARA News

Inggris Tawarkan Typhoon ke Indonesia

Eurofighter Typhoon. (Foto: Eurofighter)



18 Agustus 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Inggris berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, yang selama ini sudah terjalin baik, mulai dari bidang ekonomi, perdagangan, perubahan iklim, pendidikan, perang terhadap terorisme dan ekstremisme, hingga pertahanan.



Di sektor pertahanan, tidak menutup kemungkinan Inggris akan menawarkan berbagai persenjataan terbarunya untuk dibeli Indonesia.



Demikian diungkapkan Duta Besar Inggris, Mark Canning, di sela-sela acara berbuka puasa bersama wartawan di kediaman resminya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2011).



Canning adalah Dubes Inggris yang baru untuk Indonesia, menggantikan dubes lama, Martin Hatfull.



Menurut Canning, Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama yang baik di bidang pertahanan. "Kami telah menjual beberapa peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," ujar diplomat karir, yang pernah bertugas di Kedubes Inggris di Jakarta, tahun 1993-1997, itu.



Saat ditanya, apakah Inggris juga akan berusaha menjual pesawat tempur terbarunya, Eurofighter Typhoon, kepada Indonesia, Canning menjawab antusias, "Saya akan berusaha menjual apa pun yang saya bisa."



Industri pertahanan menjadi salah satu sektor industri yang diandalkan negara-negara Barat untuk membantu pemulihan ekonomi, yang terkena krisis berkepanjangan hingga saat ini. Negara-negara Asia, yang menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, menjadi pasar menggiurkan dari industri pertahanan ini.



Namun, segencar apa pun promosi yang dilakukan produsen senjata Eropa, mereka hampir selalu kalah dengan produk-produk AS. Pesawat Rafale yang dibuat pabrikan Dassault dari Perancis, misalnya, sudah dipromosikan sejak tahun 2000, tetapi belum pernah sekalipun memenangkan kontrak pembelian.



Di Maroko, Rafale kalah dengan F-16 Block 52 buatan Lockheed Martin, AS. Sementara AU Korsel dan Singapura lebih memilih F-15 Eagle produksi Boeing daripada Rafale.



Demikian juga dengan Typhoon, pesawat tempur yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam konsorsium Eurofighter, itu, baru mendapat dua pelanggan di luar negara-negara pembuatnya, yakni Austria dan Arab Saudi.



Maret lalu, sempat muncul berita di harian The Times, Inggris, Kementerian Pertahanan Inggris sedang dalam pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia, yang ingin membeli 24 pesawat Typhoon senilai 5 miliar poundsterling (Rp70,3 triliun). Namun, berita ini langsung dibantah salah satu menteri di Kementerian Pertahanan Inggris, Gerald Howarth, sehari kemudian.



Indonesia memiliki sejarah pahit pembelian senjata dari Inggris. Pesawat Hawk 100/200 yang dipesan TNI AU dari Inggris akhir dekade 1990-an lalu sempat tertunda-tunda pengirimannya, dan bahkan sempat dikirim tanpa perlengkapan radar, komunikasi, dan perangkat navigasi (Kompas, 8/4/2000), setelah Indonesia diembargo karena dituduh menggunakan pesawat itu untuk mengebom pemberontak Timor Timur.



Sumber: KOMPAS

Empat Pesawat Intai Nirawak TNI-AU Perkuat Supadio

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat (kiri), menyalami Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, Mayor Psk Rana Nugraha, saat tiba di Pangkalan Udara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (19/8). Marsekal Imam Sufaat beserta rombongan akan meninjau pembangunan lapangan tembak dari udara ke darat atau Air Weapon Range (AWR), di Gunung Tamang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar pada Sabtu (20/8). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/11)



19 Agustus 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): Peringatan kepada siapa saja yang mau "main-main" atau curi-curi masuk wilayah udara Indonesia dari kawasan Pulau Kalimantan. Ada empat pesawat intai nirawak berpangkalan di Pangkalan Udara Supadio dalam waktu segera.



Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, menegaskan, empat pesawat tanpa awak akan memperkuat pertahanan Kalimantan dan segera ditempatkan di Pangkalan TNI AU Lanud Supadio pada akhir 2011.



"Pesawat itu diarahkan memperkuat kemampuan pemantauan. Termasuk perbatasan di Kalimantan Barat, bahkan juga dioperasikan untuk pengawasan di pulau Kalimantan," katanya saat berkunjung ke Lanud Supadio Pontianak, Jumat sore.



Saat ini proses pembangunan hanggar untuk empat pesawat tersebut sudah delapan puluh persen dikerjakan dan ditargetkan dalam waktu dekat pengerjaannya sudah selesai.



Supadio juga menjadi pangkalan bagi Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa berisikan BAE Hawk 209 buatan Inggris dan Batalion 465 Korps Pasukan Khas TNI-AU.



"Karena pengadaan pesawat tanpa awak ini dilakukan Kementerian Pertahanan, kita belum tahu pasti kapan pesawat itu bisa ditempatkan di Lanud Supadio. Kita harapkan akhir 2011 pesawat tersebut sudah ada di Supadio," kata bekas penerbang tempur itu.



Pucuk pimpinan ke-18 TNI-AU itu mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh tanpa resiko kehilangan personel pengawaknya.



Dalam terminologi militer, pesawat intai nirawak itu dikenal dengan nama unmanned aerial vehicle alias UAV.



Secara fungsi, UAV itu bisa berperan sebagai wahana intai, peringatan dini, serang udara-darat, pengebom, hingga monitoring area bencana. UAV bisa dioperasikan pada siang dan malam hari mengandalkan instrumen kendali jarak jauhnya.



Selain bagian penelitian dan pengembangan TNI-AU, ada beberapa instansi sipil lain Indonesia yang telah mampu membuat dan mengoperasikan jenis dan tipe terbatas UAV buatan dalam negeri, yaitu LAPAN dan LIPI serta BPPT.



Masyarakat sipil kita berupa bengkel-bengkel pembuat pesawat terbang swayasa juga diketahui memiliki kemampuan setara dalam merancang, membuat, dan mengoperasikan UAV di Indonesia. Dalam beberapa tipe UAV buatan Indonesia, kerja sama dari pihak-pihak itu juga terjalin.



Bagi angkatan udara negara-negara maju, pengoperasian UAV sudah menjadi keharusan. Amerika Serikat merupakan operator dan produsen terkemuka UAV dengan tipe yang paling menggetarkan, General Atomic MQ-1 Predator dan Northrop Grumman RQ4 Global Hawk.



Karena nilai strategis UAV dari sisi militer dan intelijen, maka CIA juga sering menjadi pihak operator dan pengguna data yang dihasilkan mereka selain militer Amerika Serikat.



Sumber: ANTARA News

TNI-AU Makin Kuat, 30 F-16 Blok 32 dan 6 Sukhoi Hadir Segera

Sukhoi Su-35 diminati petinggi TNI AU. (Foto: Sukhoi)



19 Agustus 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): Pada tahun-tahun mendatang TNI-AU akan semakin berotot. Penyebabnya, 30 F-16 Fighting Falcon Blok 32 akan hadir sebagaimana enam Sukhoi Su-27 Flanker, lengkap dengan semua persenjataan dan sistem avionikanya.



Apakah ini bisa menjadi batu penanda, mengembalikan kejayaan AURI pada dasawarsa '60-an? Semoga demikian; demikian juga untuk matra laut dan darat TNI secara keseluruhan untuk kemakmuran bangsa.



"Berdasarkan hasil pertemuan terakhir dengan pihak Amerika Serikat beberapa waktu lalu, telah disepakati Indonesia akan menerima 24 pesawat tempur F16 bekas dari negara itu. Plus enam cadangan, sehingga total menjadi 30 unit," tutur Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.



Sufaat, bekas penerbang tempur A-4 Skyhawk, pada saat menyatakan hal itu berada di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Sungai Raya, Kalimantan Barat, Jumat. Dia dan rombongan petinggi TNI-AU meninjau kesiapan Supadio menjadi pangkalan empat pesawat intai nirawak (UAV - unmanned aerial vehicle), yang kini sudah mencapai 80 persen dari persyaratan teknis dan nonteknis.



Jika nanti keempat UAV itu dioperasikan --awal tahun depan-- pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap pelanggaran udara nasional di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia dan perairan internasional di Laut China Selatan, semakin meningkat secara signifikan.



30 F-16 yang dia maksud itu merupakan blok 32. Saat ini, Indonesia memiliki 12 F-16 seri A dan B yang berasal dari blok 15 hasil pengadaan pada dasawarsa '80-an yang ditempatkan di Skuadron Udara 3 di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur; itupun dua di antaranya sudah hancur karena kecelakaan non perang.



Nanti ke-30 F-16 Blok 32 hibah Angkatan Udara Amerika Serikat itu akan ditingkatkan ke blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhirnya, di antaranya peluru kendali AIM-9 Sidewinder dan AGM-84 Harpoon buatan McDonnel Douglas.



Seluruh F-16 hibah hasil pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden Susilo B Yudhoyono dengan koleganya, Presiden Barak Obama, itu akan elengkapi jumlah yang ada saat ini. Dari semula satu skuadron tempur saja, maka F-16 itu akan dimekarkan menjadi dua skuadron tempur, yang alokasi pangkalannya belum ditentukan secara persis.



Jika dari Barat kehadiran arsenal udara diwakili F-16 dan F-5E Tiger II serta BAE Hawk 109/209, maka Rusia juga punya wakil berupa pesawat tempur strategis, Sukhoi Su-27 dan Su-30 Flanker, yang kelasnya dipahami di atas F-15 Eagle dalam konfigurasi avionik dan persenjataan penuh dan sempurna.



Kehadiran pesawat-pesawat tempur Uni Soviet pada dasawarsa '60-an menjadikan AURI sebagai kekuatan udara paling berotot di belahan selatan dunia. Kekuatan ini juga yang menciutkan nyali Belanda untuk menancapkan kaki kembali di Papua dan menjadikannya sebagai koloninya di Asia Tenggara.



Dalam Operasi Trikora itu, 26 Tupolev Tu-16 Badger memainkan peran sangat penting karena pembom strategis dengan peluru kendali AS-1 Kennel mampu menjangkau seluruh benua Australia dari pangkalannya di Madiun.



Menurut Sufaat, "Pada 2011 juga sudah dipersiapkan tambahan enam unit Sukhoi lengkap dengan persenjataannya untuk melengkapi jumlah yang ada sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya. Seluruh Sukhoi yang bisa bermanuver sangat mengerikan itu --salah satunya Pugachev's Cobra-- ditempatkan dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar.



Opsi menambah dan memperkuat arsenal udara dari keluarga Sukhoi mengental terus. Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan terus ditambah minimal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su-27 dan Su-30.



"Bahkan petinggi TNI-AU sangat berminat dengan Sukhoi Su-35 BM minimal satu skuadron. Untuk memenuhi kriteria kesiapan tempur minimum sampai 2014, TNI-AU memerlukan minimal 10 skuadron tempur," kata Sufaat.



Su-35 BM merupakan tipe terkini Sukhoi sebelum keluar PAK-50 yang diketahui mampu meladeni F-22 Raptor-nya Amerika Serikat dengan segala kecanggihannya.



Sebelum ini, masih ada perkuatan di tubuh TNI-AU, karena pada Desember 2010 dilakukan penandatanganan kontrak pembelian 16 unit EMB-314 Super Tucano buatan Brazil. Pesawat counter insurgency dengan mesin turboprop ini diproyeksikan menggantikan OV-10 Bronco buatan North American Rockwell hasil pengadaan pada 1975.



Empat bulan kemudian, yaitu pada April 2011 sudah ada kepastian pengadaan pesawat latih/tempur taktis ringan T-50 buatan Korea Selatan. Kemenangan T-50 Eagle ini sekaligus mengakhiri persaingan antara Korea Selatan dan Rusia yang menawarkan Yakolev Yak-130 Mitten.



"Mereka ditempatkan ke dalam dua skuadron udara. Mulai awal tahun depan sudah berdatangan ke sini," kata pemimpin puncak ke-18 TNI-AU itu.



Sumber: ANTARA News

Kamis, 18 Agustus 2011

RSS Archer Tiba di Singapura

RSS Archer saat tiba di Lanal Changi. (Foto: Mindef)



19 Agustus 2011, Singapura (Berita HanKam): RSS Archer kapal selam kelas Archer pertama tiba di Pangkalan Angkatan Laut Changi dari Swedia, Jumat (17/8). KASAL Singapura Rear-Admiral Ng Chee Peng didampingi sejumlah perwira tinggi menghadiri kedatangan kapal selam.



RSS Archer salah satu dari dua kapal selam kelas Archer eks-kelas Vaastergotland AL Swedia yang dibeli oleh pemerintah Singapura pada 2005. RSS Archer diluncurkan di Karlskrona pada 16 Juni 2009.



Kapal selam diupgrade, diperbaharui serta disesuaikan dengan iklim tropis untuk menyesuaikan dengan kondisi operasi. Para awak kapal selam telah dilatih di Swedia sejak 2007. RSS Archer akan bergabung dengan skuadron 17.





Kapal selam kelas Archer dilengkapi sistem Air Independent Propulsion (AIP), meningkatkan kemampuan kapal selam menyelam lebih lama dan menghasilkan suara senyap.



Panjang kapal selam 60,5 meter dan lebar 6,1 meter, berat dipermukaan 1400 ton dengan kecepatan 8 knot sedangkan saat menyelam 1500 ton kecepatan lebih dari 15 knot, dipersenjatai 9 tabung torpedo.



Sumber: Mindef

Lantamal VI Gelar Openship

18 Agustus 2011, Makassar (ANTARA News): Sejumlah siswa menaiki KRI Teluk Mandar-514 di Dermaga Lantamal VI Makassar, Sulsel, Kamis (18/8). KRI Teluk Mandar-514 menyelenggarakan openship 18-19 Agustus bagi siswa dan masyarakat umum guna memberi pemahaman kepada masyarakat tentang kemaritiman. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupdang/ed/nz/11)

Kontingen Garuda amankan pertemuan Tripartit Lebanon-Israel



18 Agustus 2011, Kairo (ANTARA): Kontingen Garuda Tentara Nasional Indonesia dari Satuan Tugas (Satgas) "Indonesia Force Protection Company (Indo FPC)" dipercaya untuk mengamankan jalannya pertemuan tingkat perwira senior Tripartit di wilayah konflik Lebanon Selatan pada Kamis (18/8).



"Seperti bulan-bulan sebelumnya, Satgas Indo FPC mendapatkan kepercayaan dari pimpinan tertinggi UNIFIL (Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon) untuk mengamankan pertemuan segitiga antara Lebanon, Israel dan UNIFIL," kata Bintara Penerangan Satgas Indo FPC, Nur Kholis, yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Kamis.



Pertemuan segitiga atau Tripartit tersebut beranggotakan perwira senior dari Lebanese Army Force (LAF), Israeli Defences Force (IDF) dan Komandan Tertinggi (UNIFIL), Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas.



Tim Escort pimpinan Lettu Inf Andy Yuliazi dan Danru Kawal Sertu Mar Karsim menjalankan kepercayaan tersebut, bekerja sama dengan Force Commander Close Protection Team dan Srilanka Force Protection Team.



"Salah satu tugas pokok dalam misi pengawalan Tripartite Meeting ini adalah menjamin keamanan terhadap gangguan yang mungkin timbul selama pelaksanaan kegiatan dan memberikan rasa aman bagi peserta Tripartite," kata Nur Kholis.



Tripartite Meeting diselenggarakan setiap bulan dengan agenda pembahasan tentang isu-isu terakhir seputar kondisi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel.



Disebutkannya, pertemuan Tripartit ini penting dilakukan secara rutin untuk mempertahankan kelangsungan stabilitas perdamaian di Lebanon Selatan.



Nur Kholis mengungkapkan bahwa hampir tiap hari penerbangan gelap pesawat tempur Israel melanggar kedaulayan Lebanon sehingga menimbulkan kemarahan Beirut.



"Penerbangan gelap dari negara Israel hampir setiap hari melintasi batas udara Lebanon, belum lagi polemik terkait pelanggaran batas maritim," kata Nur Kholis.



Detik Proklamasi



Di sisi lain, Kontingen Garuda TNI memeriahkan peringatan 66 tahun detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di tiga titik panas konflik bersenjata di Lebonon Selatan.



"Peringatan HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI ini dihadiri pula oleh para Komadan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon dan tokoh masyarakat setempat," kata Komandan Kontingen Garuda TNI, Kol Pnb Yulianta.



Para Komandan Pasukan PBB yang menghadiri peringatan Kemerdekaan RI itu, antara lain, Komandan UNIFIL Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas, dan Deputi Komandan UNIFIL, Brigadir Jenderal Santhi Bonfanti.



Upacara pengibaran Bendera Merah-Putih itu dipusatkan di tiga tempat, yaitu, selain di Markas Besar UNIFIL di Naqoura, juga di Sektor Timur dan di Indobatt, kata Nur Kholis.



Bertindak sebagai inspektur upacara di Markas Besar UNIFIL adalah Komandan Kontingen Garuda, Kol Pnb Yulianta dengan Komandan Upacara Kapten Inf Gustiawan, sementara di Sektor Timur dipimpin oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kol laut (E) Joko Edi, dan inspektur upacara di Indobatt adalah Komandan Batalyon Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa.



Menurut Yulianta, selain itu TNI juga mengirimkan wakilnya untuk mengikuti jalannya upacara detik-detik proklamasi di KBRI Beirut.



Di wilayah Naqoura atau Markas Besar UNIFIL HQ, upacara diikuti oleh, selain staf pimpinan UNIFIL, juga satuan gabungan dari Satgas Indonesia Force Head Quarter Support Unit (FHQSU), Indonesia Force Protection Company (FPC), Satgas Medis (Indomed), Satgas Sector East Military Police Unit (SEMPU), Satgas Maritime Task Force (MTF), Satgas MCOU, dan Satgas CIMIC.



Kolonel Yulianta menjelaskan, semangat kebersamaan antaranggota Kontingen Garuda terlihat dari semaraknya pertandingan olah raga di hari-hari menjelang peringatan detik-detik proklamasi.



"Walaupaun peringatan HUT RI kali ini dilaksanakan secara sederhana dan dalam suasana puasa, namun tidak mengurangi semangat dan antusias anggota Kontingen Garuda untuk memeriahkannya yang diawali dengan pertandingan olah raga," katanya.



Cabang olah raga yang diperebutkan di antaranya futsal, voli, bulutangkis dan tenis meja.



Penyerahan hadiah pemenang perlombaan dan penghargaan bagi personel berpresi dilakukan seusai upacara pengibaran bendera.



Sebagai acara penutup pada petang hari 17 Agustus diadakan tasyakuran dan buka puasa bersama seusai upacara penurunan Bendera Merah-Putih.



Acara tasyakuran dan buka puasa bersama ini diikuti pula oleh staf pimpinan UNIFIL dari negara lain dan para pemuka masyarakat Lebanon Selatan.



Sumber: ANTARA News

66 Tahun Merdeka, Kekuatan Pertahanan Terus Dikembangkan Agar Sejajar dengan Negara Lain



17 Agustus 2011, Jakarta (DMC): Selama kurang lebih 66 Tahun Indonesia merdeka, banyak hal-hal yang sudah dicapai dalam pembangunan di bidang pertahanan. Namun, seiring dinamika lingkungan strategis di kawasan yang begitu cepat, menyebabkan kekuatan pertahanan negara perlu dikembangkan agar mampu sejajar dengan negara lain.



Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA., Rabu (17/8) saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-66 di Lapangan Apel Setjen Kemhan, Jakarta. Upacara diikuti seluruh pejabat dan personel Kemhan.



Lebih lanjut Menhan mengatakan, upaya konsepsional dengan merumuskan Minimum Essensial Forces (MEF) merupakan langkah strategis untuk menentukan postur pertahanan ke depan dengan rencana peningkatan anggaran pertahanan secara gradual seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional.



Dengan semakin meningkatnya anggaran pertahanan, diharapkan mampu untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan yang telah tertuang dalam Postur Pertahanan Negara dan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan.



Menurut Menhan, melalui revitalisasi Industri Pertahanan, selain akan memproduksi sendiri peralatan militer juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di Tanah Air, sehingga bisa memiliki aspek deteren yang lebih besar di kawasan.



Sementara itu, terkait dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-66, Menhan mengatakan setiap kali bangsa Indonesia merayakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan, ingatan bangsa Indonesia akan dibawa kembali kepada perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.



Tonggak sejarah yang paling monumental itu tidak akan mungkin pernah dilupakan, karena sejak saat itulah bangsa Indonesia memperoleh kebebasan dan pengakuan sebagai negara berdaulat yang berdiri tegak setara dengan bangsa-bangsa lain, dalam menentukan nasib, cita-cita dan masa depan.



Lebih lanjut Menhan mengatakan, sebagai institusi bidang pertahanan negara, merupakan hal yang mutlak bagi setiap pegawai Kemhan untuk menghayati dan meneladani semangat perjuangan serta pengorbanan para Pahlawan dalam merebut kemerdekaan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.



“Oleh karena itu, peringatan HUT Kemerdekaan yang kita selenggarakan bukan sekedar mengikuti rutinitas seremonial semata, namun sebagai upaya untuk menghayati dan memetik hikmah dari peristiwa tersebut”, tambah Menhan.



Bersamaan dengan kegiatan upacara bendera dan Peringatan Ulang Tahun ke-66 Republik Indonesia hari ini, disampaikan pula Penganugrahan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya kepada tiga orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pelepasan Purna tugas bagi anggota TNI dan PNS yang terdiri dari empat orang TNI dan enam orang PNS.



Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan atas nama Negara dan Pemerintah menyampaikan ucapan selamat kepada para PNS yang telah mendapatkan penghargaan atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara selama 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun.



Ucapan yang sama, juga disampaikan Menhan kepada para PNS yang akan menghadapi masa Purna tugas. Menhan menyampaikan rasa bangga dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan kerja keras selama dinas aktif di jajaran Kemhan serta berharap agar pengalaman tugas yang telah dimiliki, hendaknya dapat menjadi bekal dan direalisasikan di lingkungan masyarakat.



Sementara itu, sehubungan dengan penyelenggaraan upacara peringatan HUT ke-66 Republik Indonesia kali ini yang bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1432 Hijriah, Menhan menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya. Sedangkan kepada Warga Kemhan yang beragama lain, Menhan mengharapkan senantiasa membina toleransi dan sikap saling menghormati, sehingga perwujudan kerukunan hidup antar umat beragama tetap dapat terjaga dengan baik.



Sumber: DMC

Rabu, 17 Agustus 2011

Aerobatik Sukhoi Meriahkan HUT RI

Enam buah jet tempur Sukhoi melakukan atraksi "Flying Pass" saat Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Pada hari ini Bangsa Indonesia memperingati HUT kemerdekaan ke-66. (ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/11)



17 Agustus 2011, Jakarta (Jurnas): Aksi aerobatik pesawat tempur Sukhoi memeriahkan puncak peringatan hari kemerdekan RI ke-66 di Istana Merdeka. Sebanyak 10 pesawat Sukhoi bermanuver di langit Jakarta usai bendera merah putih dikibarkan di halaman Istana Merdeka.



Kesepuluh pesawat tersebut diterbangkan dalam dua tim. Atraksi udara oleh TNI AU tersebut disambut meriah oleh para undangan yang menghadiri upacara hari kemerdekaan.



Tak hanya itu, para peserta upacara juga dihibur oleh alunan musik dan lagu dari orkestra Gita Bahana Nusantara 2011 yang dipimpin oleh dirigen Singgih Sanjaya. Orkestra ini terdiri dari 66 siswa dari 12 provinsi. Sedangkan tim paduan suaranya terdiri dari 128 siswa hasil audisi dari 33 provinsi.



Selain lagu-lagu perjuangan, orkestra juga menampilkan sebuah lagu yang diciptakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lagu berjudul 'Untuk Bumi Kita' itu dinyanyikan oleh penyanyi cilik asal Maluku Utara bernama Arjuna Pratama Djahir.



Sumber: Jurnas

KRI Dewa Ruci Bersandar di Batam



17 Agustus 2011, Batam (KOMPAS): Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci yang membawa 82 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tiba di dermaga Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, pukul 08.00, Rabu (17/8/2011). Kedatangan KRI Dewa Ruci dari Bangkok, Thailand, itu disambut sejumlah kapal patroli Pangkalan Angkatan Laut Batam, dan kelompok nelayan di perairan Batam.



KRI Dewa Ruci berangkat dari Bangkok sejak 13 Agustus. KRI Dewa Ruci melakukan pelayaran di Asia dari Surabaya dengan rute Bitung, Sulut, Filipina, China, Thailand, Batam, dan kembali ke Surabaya.



Setiba di dermaga, para taruna, awak buah kapal, perwira, dan Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Haris Bima diterima dan disambut antara lain oleh Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam Kolonel Iwan Isnurwanto, pejabat terkait, dan masyarakat setempat.



Selanjutnya, para taruna yang sudah siap dengan seragam dan pakaian khusus akan mengikuti upacara Kemerdekaan ke-66 RI di kantor Wali Kota Batam, dan menampilkan atraksi drum band.



Sumber: KOMPAS