Senin, 20 Februari 2012

Kapal Cepat TNI AL akan Dipersenjatai Peluru Kendali

Peluru kendali C-705. (Foto: wuxinghongqi)

21 Februari 2012, Jakarta: Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI Angkatan Laut akan dipersenjatai dengan peluru kendali C-705 yang akan diproduksi bersama Pemerintah Indonesia dan Cina.

Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Soemartono mengatakan, saat ini kedua pemerintah tengah menjajaki produksi bersama peluru kendali tersebut.

"Kami sudah melakukan uji coba terhadap rudal C-705 sebanyak dua kali, dan hasilnya sangat bagus untuk melengkapi persenjataan KCR-KCR TNI Angkatan Laut," ungkapnya, Senin (20/2).

Soemartono mengemukakan sebelumnya TNI Angkatan Laut pernah menggunakan rudal buatan Cina C-802 untuk mempersenjatai beberapa kapal kelas Van Speijk dan kapal patroli cepat.

"Namun, jarak jangkaunya masih kurang dibandingkan C-705 yang bisa mencapai 100 meter lebih, dengan tingkat akurasi yang baik," ujarnya menambahkan.

Karena itu, kedepan untuk kapal-kapal cepat berpeluru kendali TNI Angkatan Laut akan menggunakan C-705, kata Soemartono menegaskan.

TNI Angkatan Laut kini tengah memiliki dua unit KCR yakni KRI Clurit dan KRI Kujang. "Kami telah memesan 40 unit KCR untuk ditempatkan di beberapa wilayah laut Indonesia yang rawan kejahatan laut," ungkapnya.

Indonesia-China Mantapkan Alih Teknologi Peluru Kendali

Pemerintah Indonesia dan China sepakat memantapkan proses alih teknologi serangkaian produksi bersama peluru kendali C-705.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta Senin mengatakan, proses alih teknologi menjadi syarat utama dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata dari mancanegara, termasuk peluru kendali dari China.

"Selain itu, kita juga telah menjajaki kerja sama produksi bersama rudal tersebut sebagai produk nasional," kata Brigjen Hartind Asrin menambahkan.

Rangkaian proses alih teknologi itu antara lain ditandai dengan kunjungan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ke China Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 yang akan dibeli TNI Angkatan Laut disertai proses alih teknologi.

Sebelumnya, kedua pemerintah telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan kedua negara. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa.

Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alat utama sistem persenjataan tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".

Kedua, alih teknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade dan pelatihan.

Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing.

Selama di China, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan China, Menhan Purnomo Yusgiantoro juga berencana melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang.

Tak hanya itu, Menhan juga berencana meninjau perusahaan roket dan peluru kendali China ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd) .

Saat ini, Kementerian Pertahanan sedang menyusun rencana terkait dengan proses alih teknologi peluru kendali C-705.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam kunjungan kerjanya ke Cina awal pekan ini juga mengunjungi Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 yang akan dibeli TNI Angkatan Laut disertai proses alih teknologi.

Selama di Cina, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan Cina dan Wakil Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

Tak hanya itu, Purnomo juga meninjau perusahaan roket dan peluru kendali Cina ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd).

Sumber: Republika/Antara News

Royal Australia Air Force Mampir ke Palembang

Tim akrobatik Roulettes RAAF. (Foto: Australia DoD)

21 Februari 2012, Palembang: Ratusan pelajar TK, SD, SMP dan SMA di kota Palembang, kemarin benar-benar dibuat terpukau oleh aksi aerobatik yang ditunjukkan pesawat angkatan udara Australia atau lebih dikenal Royal Australia Air Force (RAAF). Saking penasarannya, pelajar ini bahkan rela datang berbondong-bondong sejak pagi hari ke Lapangan Base Operasional Landasan Udara (Lanud) Palembang.

Meski harus menunggu hingga dua jam lebih, pelajar yang kebanyakan datang bersama orang tua dan dan rombongan sekolah ini terlihat tetap bersemangat.Teriknya sengatan matahari tak menyurutkan niat pelajar ini menyaksikan aksi langka tersebut. Apalagi sembari menunggu kedatangan Australia Air Force, pelajar ini juga disuguhi dengan hiburan berbagai atraksi menarik dari tim aeromodeling.

Walaupun mendebarkan, aksi ini tetap sukses menyedot perhatian pelajar, khususnya siswa Taman Kanak-Kanak.Tak sedikit dari mereka tampak berteriak histeris dan bertepuk tangan menyaksikan 7 pesawat milik Angkatan Udara Ausralia itu sedikit bermanuver di atas langit Lapangan Base Operasional Landasan Udara (Lanud) Palembang.

Komandan Danlanud Palembang Letkol PNB Adam Suharto,mengatakan kegiatan ini merupakan kali kedua yang bisa disaksikan masyarakat Palembang.Walaupun hanya berlangsung beberapa menit, aksi ini sengaja mereka manfaatkan untuk lebih mengenalkan dunia kedirgantaraan di kalangan pelajar.

Menurut Adam, kedatangan 7 pesawat udara milik Australia dengan jenis Pilatus itu memang bukan semata untuk unjuk kebolehan. Melainkan untuk mengisi bahan bakar (refuel) sebentar, karena kebetulan Lanud Palembang masuk dalam jalur tempat pengisian bahan bakar pesawat-pesawat tersebut.

“Mereka ini mampir sebentar isi bahan bakar di sini. Sebelumnya mereka sudah melakukan pertunjukan di Singapura Airshow.Jadi sekalian mereka isi bahan bakar kita manfaatkan agar para siswa bisa berinteraksi dengan pilotnya,” ujar Adam. Aksi aerobatik dilakukan ke-7 pesawat tersebut beberapa menit sebelum mendarat di Base Ops Lanud Palembang.

Atraksi yang dilakukan tersebut cukup singkat, hanya membentuk staticshow dan sedikit manuver penghormatan di atas dirgantara sekitar pukul 10.30 WIB kemarin. Selain wawancara langsung soal trik mengendalikan pesawat tangguh tersebut, ratusan pelajar ini juga tak menyianyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen langka tersebut.

Selain berfoto bersama sang pilot, tak sedikit pelajar ini yang minta diabadikan bersama pesawat-pesawat peserta Singapura Air Show 2012. “Jadi waktu pesawat diisi bahan bakar, siswa bisa tanyatanya langsung dengan pilotnya. Ini bagus untuk menumbuhkan kecintaan mereka pada dunia dirgantara,”jelasnya.

Sementara itu salah seorang pelajar, Ari Rahmat siswa SD Negeri 140 Palembang mengatakan, sudah yang kedua kalinya menyaksikan aksi tersebut. Dia mengaku tak bosan, karena penasaran dengan aksi pilot yang bisa mengemudikan pesawat-pesawat tersebut.

“Kepingin bisa jadi pilot seperti itu.Pasti seru bisa keliling-keliling. Tapi ada takutnya juga, aku kan gemuk jadi takut jatuh kalau sudah terlalu tinggi,” ujarnya dengan mata tak lepas melihat aksi pesawat-pesawat dengan suara-suaranya yang bergemuruh.

Sumber: SINDO

Menhan Lakukan Kunjungan Kerja ke China


20 Februari 2012, Beijing, China: Memenuhi undangan Menteri Pertahanan (Menhan) RRT, Jenderal Liang Guanglie, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro memulai kunjungan resminya ke Beijing, 19 - 21 Februari 2012.

Delegasi yang dipimpin oleh Menhan RI tersebut terdiri dari , antara lain, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, Kabaranahan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, dan Karo TU Kemhan Laksma TNI Yuhastiar. Duta Besar RI untuk RRT Imron Cotan turut mendampingi delegasi yang dipimpin oleh Menhan RI Purnomo Yusgiantoro tersebut.

Segera setelah mendarat di Beijing dari tanah air, hari pertama Menhan RI diisi dengan kunjungan, diskusi, serta peninjauan ke dua kompleks industri pertahanan (Inhan) RRT yang terkait dengan produksi peluru kendali darat ke darat, darat ke udara, serta udara ke darat. Di akhir pertemuan, kedua pihak menyepakati untuk melakukan kerjasama Inhan, termasuk 'transfer of technology', yang menguntungkan kedua belah-pihak (win-win solution).

Selanjutnya kunjungan resmi Delegasi Kemhan yang dipimpin oleh Menhan RI tersebut direncanakan akan melakukan pertemuan dan perundingan dengan mitranya, Menhan RRT Jenderal Liang Guanglie, tukar-menukar pikiran dengan salah-satu lembaga riset/produksi Inhan terkemuka lainnya, serta melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Kepala Komite Sentral Militer RRT, Jenderal Guo Boxiong, orang pertama di Angkatan Perang (PLA) RRT (20 Februari 2012).

Kunjungan resmi Menhan RI akan ditutup dengan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri Li Keqiang (21 Februari 2012) yang diperkirakan banyak pihak akan menduduki jabatan Perdana Menteri RRT di masa mendatang.

Kerjasama Militer RI-RRT Mencapai Tingkat Tertinggi Dalam Sejarah Hubungan Kedua Negara

Hubungan Tiongkok dan Indonesia dapat ditelusuri sejak berabad-abad yang silam dan kini, hubungan kedua negara sedang berada pada puncaknya. Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao telah menandatangani Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis. Pada tahun 2010 telah ditandatangani Plan of Action 2010-2015 yang mencakup pengembangan kerjasama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan serta sosial budaya sebagai upaya implementasi Kemitraan Strategis dimaksud.

Ketika PM Wen Jiabao berkunjung ke Indonesia April 2011, bersama-sama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah dikeluarkan Joint Communiqué untuk memperdalam dan memperluas kerjasama khususnya di bidang ekonomi dan investasi. Kedua Negara juga menikmati meningkatnya volume perdagangan di mana pada tahun lalu (2011), berdasarkan perhitungan RRT, sudah mencapai US$ 60 milyar, mendekati target yang ditetapkan oleh kedua pemimpin bangsa yaitu US$ 80 milyar pada tahun 2014. Investasi mencapai US$ 1 milyar dan turis RRT yang berkunjung ke Indonesia sekitar 600.000, meningkat 50% dibandingkan tahun lalu.

Demikian antara lain disampaikan oleh Dubes RI untuk RRT merangkap Mongolia pada kesempatan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) RRT Jenderal Liang Guanglie pada tanggal 16 Januari 2012.

Lebih lanjut Dubes RI mengatakan bahwa di bidang militer, hubungan dan kerjasama pun berjalan lancar. Saling kunjung antar pejabat tinggi militer kedua negara terlihat meningkat sejak tahun 2007. Memenuhi undangan Menhan RI Purnomo, Menhan RRT telah berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011, sekaligus menghadiri ASEAN Defense Ministerial Meeting (ADMM). Dalam waktu dekat ini, direncanakan delegasi tingkat tinggi Kementerian Pertahanan Indonesia akan berkunjung ke RRT.

Sementara itu, tercatat berbagai bentuk kerjasama dan kegiatan seperti pelatihan personil, pelatihan pilot pesawat tempur, penyediaan alutsista RRT, pembentukan berbagai mekanisme dialog dan konsultasi serta penandatanganan MoU Kerja Sama Industri Strategis dan Pertahanan mencerminkan tingginya bobot hubungan militer kedua negara. Demikian juga latihan bersama antar pasukan khusus kedua negara di bidang anti terorisme yang oleh Menhan RRT dinilai sebagai terobosan baru hubungan militer kedua negara. Oleh karenanya, Menhan RRT mengatakan bahwa kerjasama RI-RRT telah mencapai titik tertinggi dalam sejarah hubungan kedua negara. Terlepas dari berbagai capaian tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kemungkinan pengembangan kerjasama di sektor lainnya dalam upaya mendorong kerjasama militer kedua negara ketingkat yang lebih tinggi lagi.

Menhan RRT juga mengatakan bahwa militer Tiongkok juga sangat memandang penting hubungan bersahabat dengan militer Indonesia. Menghadapi perkembangan dinamis khususnya kawasan Asia-Pasifik, RRT dan RI sebagai dua negara besar di Asia perlu untuk mempererat kerjasama demi terjaganya stabilitas dan keamanan kawasan bersama-sama dengan kekuatan-kekuatan di kawasan dan luar kawasan.

Sumber: KBRI Beijing

Minggu, 19 Februari 2012

Legislator: Pertanyakan, Bantuan Kemhan AS ke Kemhan RI

(Foto: Kemhan)

19 Februari 2012, Jakarta: Komisi I DPR akan memertanyakan bantuan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat kepada Kementerian Pertahanan RI sebesar 14 juta dolar Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDIP TB Hasanuddin dalam pesan singkatnya, Minggu (19/2/2012).

Selama ini, menurut dia, Kemhan tidak pernah memberitahukan adanya bantuan dana dalam jumlah besar itu. "Apakah bantuan itu mengikat atau disertai syarat-syarat lain, Kemhan tidak pernah menyampaikannya ke DPR," ujar Hasanuddin.

Lebih lanjut, menurut Hasanuddin, konon bantuan dana dalam jumlah besar itu diberikan untuk membangun pusat latihan pemantau militer dan pasukan penjaga perdamaian (military observer and peacekeeping force training) di Bogor, Jawa Barat.

"Bantuan itu patut dipertanyakan. Lagipula DPR juga telah menyetujui anggaran untuk pembangunan fasilitas itu. Besarnya lebih dari Rp 100 miliar dari APBN 2011," tambah Hasanuddin.

Hasanuddin mengaku juga khawatir, jika pemerintah menerima dana "tidak jelas" seperti itu sementara alokasi resmi sebenarnya sudah ada, hal itu berpotensi memicu penyimpangan, dikorupsi atau dijadikan "bancakan". Meski begitu, dia juga menambahkan, fasilitas latihan seperti itu memang dibutuhkan untuk melatih para prajurit TNI yang akan ditugaskan melaksanakan misi perdamaian dunia.

Seperti diberitakan Kompas, terakhir kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta di Nusa Dua, Bali, pada Oktober lalu. Dalam pertemuan itu Yudhoyono dan mantan Direktur CIA itu juga membahas rencana hibah pesawat tempur F16 dari Negeri Paman Sam itu.

Amerika Serikat Bantu Bangun Barak Prajurit Di PMPP TNI Sentul

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kementerian Luar Negeri AS memberikan bantuan berupa fasilitas barak untuk prajurit kepada Mabes TNI yang dibangun di Indonesian Peace and Security Center (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) Sentul, Bogor. Dukungan fasilitas tersebut diberikan secara simbolis melalui peletakan batu pertama pembangunan gedung fasilitas barak prajurit yang dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Bidang Politik Militer, Andrew J. Shapiro Senin (13/2), di kompleks PMPP Sentul Bogor.

Dalam pembangunan konstruksi barak berkapasitas 300 orang ini AS menggelontorkan biaya sekitar US 3,3 Juta Dollar, dari seluruh kontribusi fasilitas operasional lainnya yang ada di IPSC Sentul dengan nilai total sebesar US 14 Juta Dolar.

Bantuan AS dalam proyek ini dilakukan melalui Global Peace Operation Initiative dan merupakan salah satu bagian dari dukungan untuk membantu Indonesia dalam mencapai tujuan yaitu meningkatkan kontribusi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaiaan di seluruh dunia.

Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Bidang Politik Militer, Andrew J. Shapiro mengatakan, fasilitas-fasilitas ini tidak hanya dapat untuk mendukung Personil Peace Keeper dari Indonesia, namun diharapkan pada masa yang akan datang dapat memberikan kontribusi kepada Personil Peace Keeper internasional.

Ditambahkan Andrew J. Shapiro, pembangunan fasilitas ini salah satu bagian dari kemitraan komprehensif AS-Indonesia yang sudah berlangsung selama ini. Selain itu kedua negara tetap meningkatkan kemitraan ini dengan mencari peluang-peluang kerjasama di bidang pertahanan diluar, terlebih lagi didalam mencari solusi permasalahan global.

“ Indonesia merupakan rekanan yang kuat untuk Amerika Serikat, hal ini terlihat keinginan dari Presiden Amerika Serikat dan beberapa pejabat Amerika lainnya untuk berkunjung ke Indonesia dan beberapa upaya kerjasama pertahanan seperti pembangunan fasilitas barak prajurit sekarang ini,” Jelas Andrew.

Ikut serta pada kesempatan acara peletakan batu pembangunan gedung barak prajurit untuk fasilitas Peace Keeping Center, Duta Besar untuk Indonesia, Scott Marciel, Dirjen Kuathan Kemhan, Laksda TNI Bambang Suwarto, Komandan PMPP TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyana, M.Sc, Kepala Pusat Konstruksi Badan Ranahan (Kapuskon Baranahan) Marsma TNI Ir. Agus Purnomo W dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: KOMPAS/Kemhan

ITS Rancang Kapal Patroli Rudal

Kapal cepat rudal rancangan PT PAL. (Foto: Berita HanKam)

19 Februari 2012, Surabaya: ITS yang dikenal sebagai universitas teknologi dengan keahlian teknologi perkapalan, energi, dan kelautan kini "panen" pesanan kapal dari berbagai kalangan, di antaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan bahkan sejumlah kalangan asing.

"PGN memesan kapal untuk mendukung `Floating Storage and Regasification Unit (FSRU)` PGN dan ITS terlibat mulai tahap perancangan hingga mengawasi pembangunan kapal-kapal pendukung FSRU itu," kata Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Prof Eko Budi Djatmiko, di Surabaya, Minggu.

Pesanan itu sendiri merupakan salah satu bagian dari serangkaian kerja sama yang tertuang dalam "Memorandum of Understanding" (MoU) PGN-ITS yang meliputi bidang jasa konsultasi, pendidikan, penelitian dan pengembangan rancang bangun dan rekayasa.

"Jadi, PGN akan melibatkan ITS dalam mendukung distribusi dan transportasi gas domestik. Itu penting bagi ITS guna mendukung strategi ITS untuk meraih `international recognition` di bidang kelautan dan perkapalan," katanya.

Saat ini, katanya, PGN sendiri telah mengoperasikan FSRU di Sumatera Utara, Labuhan Maringgai, dan Belawan, namun pemerintah juga menuntut PGN untuk mengembangkan fasilitas LNG dan memperbanyak unit FSRU.

Oleh karena itu, PGN memesan kapal kepada ITS, karena FSRU itu memerlukan kapal-kapal pendukung dalam operasionalnya, seperti "tug boat", "crew boat", dan "mooring boat".

"PGN yang diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan, Jobi Trinanda Hasjim, telah menandatangani kerja sama PGN-ITS itu pada 17 Februari lalu. Kerja sama untuk kurun waktu 36 bulan itu akan menjadi langkah awal yang baik untuk PGN dan ITS," katanya.

Tidak hanya itu, Pembantu Rektor IV ITS Surabaya Prof Dr Darminto MSc menyatakan Kemenristek juga memesan desain kapal patroli rudal kepada ITS.

"Ada 16 konsorsium yang terlibat dalam proyek kapal patroli rudal itu dan ITS diminta untuk membantu dalam desain atau perancangan, tapi ITS juga diminta untuk mengawasi sampai kapal itu benar-benar terwujud," katanya.

Ia menilai kepercayaan pemerintah itu menunjukkan adanya pengakuan atas kemampuan bangsa sendiri dalam merancang dan memproduksi kapal sesuai kebutuhan.

"Itu bagus, karena Indonesia merupakan kawasan bahari dengan 2/3 merupakan kawasan laut, sehingga orientasi ke laut itu penting, terutama kapal-kapal sederhana untuk mewujudkan `connecting` antar-pulau," katanya.

Apalagi, tenaga ahli lokal cukup tersedia di ITS, termasuk tenaga ahli yang berstandar RINA, bukannya justru membayar tenaga ahli asing dengan biaya mahal.

Hal itu dibenarkan seorang ahli perkapalan dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ketika dikonfirmasi ANTARA tentang keahlian lokal dalam bidang pembuatan kapal, baik kapal sederhana maupun kapal besar.

"Kalangan asing saja pesan kapal kepada kami, kok. Tapi, pesanan itu lucu, karena pesanan itu berasal dari institusi di Indonesia, lalu mereka (asing) memberikan proyek itu kepada PPNS dan hasilnya dijual lagi kepada institusi dari Indonesia yang memesannya itu," katanya, enggan disebut namanya.

Ia menambahkan PPNS justru mendidik mahasiswa untuk menjadi tenaga ahli, karena itu PPNS yang setiap tahunnya menerima pesanan 6-7 kapal antar-pulau dari sejumlah pemerintah daerah itu selalu menyerahkan proses pengerjaannya kepada para mahasiswa dengan bimbingan dosen.

Sumber: ANTARA News

RUU Industri Pertahanan Dibahas

C-295 AU Republik Ceko. TNI AU akan diperkuat sembilan C-295 yang akan dibangun di PT DI. (Foto: Airbus Military)

18 Februari 2012, Batam: Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah segera membahas Rancangan Undang-undang tentang Revitalisasi Industri Pertahanan. Aturan tentang pendukung industri pertahanan dalam negeri akan dimasukkan di dalamnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, saat ini pemerintah masih membahas inventarisasi masalah dalam rancangan undang-undang (RUU) itu. Diharapkan dalam waktu dekat RUU itu diajukan ke DPR. ”RUU ini menjadi payung hukum pengembangan industri pertahanan dalam negeri,” ujar Purnomo, Kamis (16/2), di Batam, Kepulauan Riau.

Di dalam RUU itu diatur tentang keberpihakan pemerintah kepada pelaku industri pertahanan dalam negeri. Karena masuk dalam aturan resmi, keberpihakan itu harus diwujudkan.

Belum semua kebutuhan pertahanan bisa dipenuhi industri dalam negeri. Untuk senjata yang harus diimpor, sedapat mungkin ada keterlibatan industri dalam negeri. Pemerintah juga mendorong penggunaan komponen lokal. Didorong pula kerja sama antara pabrik pembuat dan pelaku industri pertahanan dalam negeri. “Mana saja langkah yang dimungkinkan akan ditempuh,” tutur Purnomo.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, Dewan akan menbahas RUU itu mulai Maret 2012. Diharapkan tahun ini juga bisa disahkan. “Kebijakan afirmatif pada industri pertahanan ditegaskan di sana,” katanya.

Pembahasan RUU itu tidak hanya dalam pandangan kebutuhan TNI dan Kementerian Pertahanan saja. Pemakai produk industri pertahanan tak hanya TNI. “Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Perhubungan, misalnya, membutuhkan produksi industri pertahanan pula,” tutur Mahfudz.

DPR mengapresiasi Kementerian Pertahanan dan TNI yang menggunakan produk dalam negeri. TNI antara lain memiliki panser angkut personel buatan PT Pindad, Anoa. Selain itu, TNI juga tengah memesan kapal patroli yang dibuat galangan kapal dalam negeri.

Sebelumnya, Purnomo menginformasikan pula PT Dirgantara Indonesia (DI) membeli sembilan pesawat C-295 dengan Airbus Military. PT DI juga akan menjadi penyedia utama C-295 di Asia Tenggara.

Sumber: KOMPAS

Menuntut Transparasi Pembelian Senjata

Leopard 2A4 AD Singapura latihan menembak. (Foto: Mindef)

19 Februari 2012: Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo memukau Komisi I DPR dengan retorikanya terkait rencana pembelian main battle tank (MBT). Argumen Pramono, Indonesia perlu melakukan perimbangan teknologi alat utama sistem persenjataan dengan negara-negara tetangganya seperti Singapura dan Malaysia yang memiliki MBT.

Argumennya, dengan senjata kuat, Malaysia takan main-main dengan Indonesia. ”Dari segi hitungan kekuatan angkatan darat di antaranya terletak pada jumlah pasukan dan jumlah MBT,” katanya.

Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpusenkav) Kodiklat TNI Angkatan Darat Brigjen Purwadi Mukson mengatakan, 100 MBT akan ditempatkan di kota-kota besar seperti, Jakarta dan Surabaya. Alasannya, infrastrukturnya lebih menunjang sehingga bisa digerakkan ke mana-mana. Dari riset yang dilakukan Pusenkav, tank Leopard juga menawarkan transfer teknologi. Tank lain seperti Merkava tidak ada transfer teknologinya. Sementara T-72, dari Rusia, teknologi dan jarak jangkauan senjatanya kalah jauh dibandingkan dengan Leopard.

Pengamat militer UI, Andi Widjajanto, mengatakan, ada latar belakang di TNI AD bahwa selama ini taktik perang di darat hanya dalam skala infanteri, sementara tank untuk support. Taktik ini tidak ada masalah karena selama ini tidak ada indikasi penggunaan MBT. Masalahnya, perkembangan lingkungan strategis terbaru, yaitu adanya pangkalan marinir Amerika Serikat di Darwin, Australia. Pangkalan ini dilengkapi dengan MBT Abrams sehingga, secara teoritis, marinir bisa merapat dengan cepat di salah satu titik di Indonesia seperti Jakarta lalu menduduki dengan Abrams.

Sementara itu, ada celah pasar senjata yang terbuka karena Belanda akan menonaktifkan 150 MBT Leopard-nya, sementara Jerman akan mengalokasikan pabrik Leopard ke Turki. ”Ini dinamika lingkungan strategis yang harus diantisipasi,” kata Andi.

Akan tetapi, tidak semua wacana berpihak pada pembelian MBT Leopard secara spesifik. Mantan Wakil KASAD Letjen (Purn) Kiki Syahnakri sejak awal mengatakan, masalahnya adalah pada prioritas. Dilihat dari ancaman pertahanan aktual yang paling mencolok adalah separatisme di Papua. ”Misalnya, beli pesawat intai mata-mata jadi bisa ketahuan penembak-penembak misterius di Papua itu sebenarnya siapa dan ada di mana.” kata Kiki.

Apalagi, sepanjang sejarah peperangan di Asia Tenggara, seperti perang Vietnam dan Perang Dunia II, tidak pernah melibatkan MBT dengan alasan keadaan alam yang tidak sesuai. Menurut Kiki, yang prioritas seharusnya batalyon mekanis yang sudah sangat minim dalam menunjang prajurit TNI AD.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin mempertanyakan kecocokan MBT dengan karakteristik daratan di perbatasan Papua dan Kalimantan. Apalagi, dalam rencana strategis yang dibuat Kementerian Pertahanan, tidak ada prioritas pembelian MBT. Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq malah memunculkan alternatif, yaitu tank T-90 buatan Rusia yang lebih ringan.

Di tengah semua wacana itu, perlu diingat bahwa yang harus membayar adalah rakyat Indonesia. Bukan rahasia lagi, banyak pihak yang berkepentingan. Presiden Yudhoyono menengarai banyak makelar yang bermain dalam pembelian sistem persenjataan. Sudah saatnya Kemhan, DPR, TNI lebih transparan.

Sumber: KOMPAS

Jumat, 17 Februari 2012

Parlemen Belanda Masih Bingung Soal Leopard

Leopard. (Foto: MATEUS27_24&25)

17 Februari 2012: Pemerintah Belanda tidak menutup kemungkinan akan menjual tank Leopard tuanya ke Indonesia. Demikian pernyataan menteri Belanda Uri Rosenthal (Luar Negeri) dan Hans Hillen (Pertahanan) hari Rabu (15/02) menanggapi pertanyaan tertulis yang diajukan parlemen Belanda medio Januari lalu.

Arjan El Fassed, anggota parlemen dari Partai Kiri Hijau (Groenlinks), pertengahan Januari melayangkan pertanyaan tertulis kepada kabinet setelah laporan berbagai media, baik media Belanda maupun Indonesia, menunjukkan bahwa negosiasi mengenai kesepakatan transaksi belum dihentikan, meski telah ada himbauan dari Parlemen. Radio Nederland menanyakan komentar El Fassed akan tanggapan yang diberikan kabinet.

Belum Bertindak

Anggota parlemen El Fassed kepada Radio Nederland mengatakan, parlemen belum mengambil tindakan karena belum ada kesepakatan apa-apa. Namun jika kesepakatan sampai diambil, kabinet harus tetap menginformasikannya dulu kepada parlemen. Dan saat itu akan ditinjau kembali apakah situasi hak asasi manusia masih terancam di Indonesia.

Sebelum Kementerian Pertahanan diizinkan melakukan transaksi alutsista dengan negara tertentu, mereka harus meminta rekomendasi dari Kementerian Luar Negri mengenai situasi terkini di negara tersebut. Rekomendasi tersebut lalu harus disampaikan ke Parlemen. Stempel "kondusif/ tidak kondusif" dari Kemenlu sangat berperan dalam menentukan kelanjutan transaksi.

"Mayoritas anggota parlemen telah meminta pemerintah Belanda untuk tidak menjual tank Leopard ke Indonesia karena keterlibatan militer Indonesia dengan pelanggaran hak asasi manusia. Di Belanda berlaku bahwa transaksi alat utama sistem senjata (alusista) senilai di atas 2 juta Euro harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari parlemen. Yang terjadi saat ini adalah mayoritas anggota parlemen menyetujui bahwa situasi Indonesia tidak kondusif untuk membeli tank-tank kami."

Jangan Gegabah


"Indonesia dan beberapa negara lain telah menunjukkan minatnya membeli tank Leopard. Pembicaraan tertutup telah dilakukan dengan negara-negara tersebut yang dapat berujung pada kesepakatan penjualan,'' kata menteri Rosenthal dan Hillen. Jika proses telah sampai pada tahap tersebut, para menteri sebelumnya diharuskan melaporkan hal ini pada Parlemen.

"Kalau pada akhirnya kabinet Belanda memutuskan mengikat kesepakatan dengan Indonesia, tetap saja harus dilihat kemungkinan adanya pelecehan hak asasi manusia. Saat ini, sampai saat ini, kebanyakan dari kami merasa transaksi tidak boleh dilakukan. Adanya penjualan bisa diartikan sebagai sinyal yang salah dari pemerintah Belanda, jika kita melihat situasi di Papua Barat saat ini," demikian El Fassed menjelaskan kepada Radio Nederland.

Ketika ditanya apakah Belanda akhirnya tidak rugi kalau begitu saja melewatkan kemungkinan transaksi senilai 213 juta dollar yang sanggup dikeluarkan pemerintah Indonesia demi rongsokan tanknya, El Fassed mengatakan Belanda tidak boleh gegabah dan harus tetap berpegang pada peraturan yang ada.

"Yaaah, kalau mengenai masalah itu kita kembali lagi ke debat tak berujung; uang atau moral. Tapi kami (parlemen) berpegang pada ketetapan Eropa yang mengatakan dalam transaksi senjata kita harus mencermati risiko pemakaian senjata tersebut di kemudian hari."

Menghalau Demonstrasi


Indonesia dinilai masih sangat kurang menghormati hak-hak asasi manusia, terutama di Papua Barat. Parlemen mengkhawatirkan Indonesia akan menggunakan tank Leopard untuk menekan rakyatnya. Apakah Indonesia sebegitu tidak dipercayanya untuk diperbolehkan membeli tank?

"Begini, keberatan bukan hanya datang dari parlemen Belanda. DPR Indonesia sendiri juga tidak seluruhnya sepaham kok. Mereka meragukan apakah tank ini cocok untuk situasi di sana. Apakah dana yang dialokasikan tidak ketinggian. Tapi itu urusannya parlemen Indonesia, bukan urusan saya", tegas anggota parlemen Belanda ini.

"Lagipula Indonesia itu terdiri dari banyak pulau. Tank semacam ini bukanlah senjata yang efektif digunakan di situasi kepulauan. Karena itu menurut kami hanya ada satu alasan mengapa mereka mau membeli tank ini; untuk digunakan di kota besar untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan seperti yang Anda lihat terjadi di negara-negara arab. Kemungkinan inilah yang ingin kami cegah."

Tidak Kecolongan Lagi


Bagaimana dengan desakan untuk berhemat bagi Kementerian Pertahanan, seperti layaknya bagi semua institusi pemerintahan di Belanda?

"Ya betul. Tapi walaupun demikian transaksi tidak harus buru-buru dilakukan. Nilai pakai tank tidak akan lantas berkurang. Menurut kami langkah penghematan tidak boleh dijadikan alasan untuk begitu saja berkelit dari peraturan yang telah ditetapkan Eropa atas penjualan senjata," lanjut El Fassed.

Menurutnya Belanda harus lebih berhati-hati agar tidak dipermalukan lagi seperti yang terjadi tempo hari di Bahrain dan Mesir, juga Libya. Melalui layar televisi kita melihat tank-tank Belanda digunakan untuk menghalau para demonstran. Saat itu Den haag kecolongan karena mereka tidak menyelidiki perihal ini dengan cermat. Demikian Arjan El Fassed kepada Radio Nederland.

Sumber: RNW

RI-China Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Rudal C-705.

17 Februari 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara, yang telah terjalin baik, utamanya dalam industri pertahanan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin saat ditemui ANTARA di Jakarta, Jumat petang mengatakan, komitmen memperkuat kerja sama industri pertahanan keduua negara menjadi salah satu topik utama bahasan antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan mitranya Menteri Pertahanan China Jenderal Liang Guanglie di Beijing pekan depan.

"Kami sudah melakukan banyak kerja sama baik pendidikan dan latihan pertukaran perwira dan lainnya, dan kita juga telah merintis beraam kerja sama industri pertahanan," kata Brigjen Hartind Asrin.

Kerja sama pertahanan kedua negara sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, hingga pada 2006 telah dirintis forum konsultasi bersama yang pertama di Jakarta dan dilanjutkan dengan forum konsultasi bilateral kedua pada 2007 di Beijing.

Forum tersebut sangat baik dan dapat membantu dalam meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan kedua negara, yang telah dibuktikan dengan dilakukannya penandatanganan Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia-China pada 2007.

Meskipun DCA tersebut masih dalam proses ratifikasi di Indonesia dan belum dapat dilaksanakan,Menhan Purnomo mengharapkan forum konsultasi bilateral kedua negara dapat terus dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan hubungan bilateral bidang pertahanan.

Selain melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan China, Menhan Purnomo Yusgiantoro juga berencana melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang.

Tak hanya itu, Menhan juga berencana meninjau perusahaan roket dan peluru kendali China ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd) dan China Precision Machinery Impor-Export Cooperation terkait proyek peluru kendali C-705 yang diadakan untuk TNI Angkatan Laut.

Sumber: ANTARA News

Produksi N219 Didukung Investor Belanda

N-219 cutaway. (Gambar: Noviarli)

17 Februari 2012, Bandung: Produksi 30 pesawat N219 oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) atas pesanan perusahaan penerbangan PT Nusantara Buana Air (NBA) pendanaannya didukung oleh investor Belanda, RT ComInvestment Co. Ltd.

"Pendanaan untuk produksi 20 pesawat N219 itu sudah ditandatangani di Singapura antara PT NBA dengan RT ComInvesment Co. Ltd., investor asal Belanda hari Rabu lalu," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan merangkap Pembina Komunikasi Perusahaan PTDI, di Bandung, hari Jumat (17/2).

Sonny Ibrahim menambahkan pada hari yang sama, PTDI menandatangani letter of intent (surat pernyataan minat) pesanan 20 pesawat N219 dan opsi penambahan untuk 10 pesawat berikutnya.

Penandatanganan yang dilaksanakan di sela-sela acara Pameran Dirgantara (Airshow) Singapura itu disaksikan oleh tiga Menteri, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

PTDI dalam acara penandatanganan itu diwakili langsung oleh Direktur Utama Budi Santoso, Direktur Teknologi dan Pengembangan merangkat Direktur Administrasi Dita Donny Jafri, Direktur Aerostructure Andi Alisyahbana, Direktur Aircraft Services Budi Wuraskito dan Direktur Aircraft Integration merangkap Direktur Keuangan Budiman Saleh.

"Kepercayaan yang diberikan kepada PTDI untuk pembuatan pesawat N219 itu semakin menunjukkan bahwa keberadaan kami benar-benar menjadi bagian penting dari berkembangnya transportasi udara di tanah air," kata Sonny Ibrahim, mantan Kepala Program Roket PTDI.

Nilai kontrak dalam rencana pembelian pesawat N219 oleh PT NBA yaitu sebesar 120 juta dolar AS. Kedua perusahaan selanjutnya setuju untuk melakukan diskusi dan negosiasi dalam hal teknik dan aspek bisnis.

N219 merupakan pesawat perintis yang digerakkan oleh dua mesin turboprop dengan jumlah penumpang 19 orang dan dayaangkut (payload) 3.000 kg dan berkecepatan jelajah 213 knots. Saat ini N219 sedang dalam proses pengembangan dengan agenda sertifikasi pada kuartal pertama tahun 2014.

Pesawat N219 dirancang berkemampuan tinggal landas dan lepas landas dari bandara pendek (Short Take Off and Landing/STOL), 600 meter

Pada hari sama dengan penandatanganan pesanan untuk N219 itu, PTDI juga menandatangani kontrak dengan Airbus Military dalam pembuatanan sembilan pesawat transport militer C295. PTDI akan membuat sejumlah komponen penting pesawat tersebut, termasuk bagian ekor, badan pesawat (fuselage).

Pesawat-pesawat C295 yang akan digunakan TNI-AU itu mulai akan diterima antara tahun 2012-2014. Pesawat hasil produksi bersama itu selanjutnya disebut CN-295.

Sumber: ANTARA News

Kontingen Garuda TNI Gunakan Panser VAB pada Latma Neptune Thunder I-12

(Foto: Pasqual GORRIZ/UNIFIL)

17 Februari 2012, Lebanon: Kontingen Garuda TNI bersama beberapa negara yang bertugas di negara konflik Lebanon sebagai Pasukan Perdamaian PBB (Peacekeers) yang tergabung dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), melakukan latihan menembak bersama dengan Lebanese Armed Forces (LAF) pada 14-15 Februari 2012. Dalam latihan bersama tersebut, Kontingen Garuda TNI diwakili oleh Satgas Indonesia Force Protection Company (Indo FPC) XXVI-D2.

Latihan menembak bersama antara UNIFIL dengan Militer Lebanon/LAF dengan sandi "Neptune Thunder I-12" dilaksanakan tidak jauh dari perbatasan Lebanon-Israel, tepatnya di UNP 3-1 Coral Beach Naqoura. Persenjataan yang digunakan dalam latihan tersebut mengutamakan penggunaan Ranpur (Kendaraan Tempur) yang dimiliki oleh negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL, seperti yang digunakan oleh Pasukan Irlandia dengan Mortar Automatic 120 mm dan Granade Launcher 40 mm.

Satgas Indo FPC menggunakan Ranpur VAB (Vehicule de l'Avant Blinde) yang merupakan kendaraan lapis baja dengan kemampuan senjata SMB Browning kaliber 12,7 mm. Target tembakan dalam latihan tersebut diletakkan terapung di lepas pantai yang disimulasikan sebagai kapal laut.

Keikutsertaan Satgas Indo FPC XXVI-D2 dalam latihan "Neptune Thunder I-12" ini diwakili oleh 15 prajurit di bawah pimpinan Kapten Kav I Nyoman Artawan. Dalam kesempatan ini hadir Komandan Kontingen Garuda TNI Kolonel Adm Darmawan Bakti, yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas FHQSU XXVI-D1, dan Komandan Satgas Indo FPC Kapten Inf Wimoko, didampingi Pasiops Satgas Indo FPC Kapten Psk Firasat Amansyah.

Sebuah kehormatan bahwa Project Officer dalam latihan Neptune Thunder berasal dari Prajurit TNI yaitu Kapten Inf Fanny Pantouw, yang sehari-hari menjabat sebagai Staff Officer J-7 UNIFIL. Prajurit TNI yang mengikuti latihan ini dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.

"Latihan Neptune Thunder I-12 kali ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian di bidang pertahanan dan pengetahuan bersama antara pasukan yang tergabung dalam misi UNIFIL. Untuk masa yang akan datang pasukan Garuda TNI merencanakan menggunakan Kendaraan Tempur buatan dalam negeri ANOA, agar dapat memperkenalkan produk persenjataan militer yang dibuat oleh Indonesia ke dunia Internasional," demikian yang dikatakan Kolonel Adm Darmawan Bakti.

Sumber: KOMPAS

Kamis, 16 Februari 2012

TNI AL dan RAN Gelar Latma Cassuex 2012


16 Februari 2012, Surabaya: Kondisi geografis Indonesia sebagian besar wilayahnya adalah lautan, hal itu membutuhkan pengawasan dan penjagaan perairan Indonesia lebih ketat, apalagi perairan yang berbatasan dengan negara-negara tetangga. Untuk pengawasan perairan yang berbatasan dengan negara tetangga diperlukan koordinasi dan kerja sama secara bilateral maupun multilateral. Salah satu kerja sama tersebut dilakukan antara Indonesia dengan Australia melalui Latihan Bersama Angkatan Laut kedua negara dengan sandi Cassoary Exercise (Cassuex) tahun 2012, yang dilakukan oleh jajaran TNI AL yang berada di Koarmatim dengan Royal Australia Navy (RAN).

Kegiatan Latma Australia Indonesia (Ausindo) tahun 2012 ini masih dibahas secara intensif dalam rapat perencanaan / Initial Planing Coference (IPC) dan Final Planing Conference (FPC) di gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Komado dan Latihan (Kolat) Koarmatim Ujung Surabaya, selama tiga hari mulai tanggal 14-16 Februari 2012.

Delegasi dari angkatan laut kedua negara membahas rencana Latma Ausindo dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Harjo Susmoro yang menjabat sebagai Perwira Bantuan (Paban) V Staf Operasi Angakatan Laut (Sopsal) Mabesal Jakarta. Sedangkan dari pihak Royal Australian Navy (RAN) mengirimkan tiga orang perwiranya yang dipimpin oleh Atase Pertahan (Athan) Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizil. Dalam rapat perencanaan tersebut Captain Katja Bizil didampingi Lieutenant Commander Corby dari penerbang RAN dan SQ NLDR Murray dari Royal Air Force (RAF).

Materi latihan terus dibahas dalam rapat tersebut guna menyamakan persepsi antara delegasi mengenai rencana operasi tersebut, baik dalam hal teknik dan taktik manuver dilapangan nantinya. Rencananya Latma Ausindo 2012 akan melibatkan 2 unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di Jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim yaitu KRI Kakap-811 dan Tongkol-813. Sedangkan dari pihak Australia akan mengerahkan beberapa kapal perang dan pesawat intai maritim. Daerah latihan meliputi perairan disekitar perbatasan Indonesia dan Australia serta dilaksanakan pada pertengan tahun 2012 selama kurang lebih 2 pekan.

Dalam manuver lapangan (manlap) nantinya unsur kapal perang kedua negara akan melaksanakan beberapa latihan diantaranya Manuvra Taktis (Mantak), Flash Exercise (Flasex), dan beberapa latihan operasi penanggulangan aksi kejahatan dan terorisme di laut melalui Maritime Interdiction Operation (MIO) antara tim Boarding Search And Seizure (VBSS) dari masing-masing kapal perang. Latihan ini memilki fungsi yang strategis dalam menjalin kesepahaman operasional penindakan setiap pelanggaran garis batas laut kedua negara dan menjalin komunikasi dan kordinasi yang baik.

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dan menjalin kerjasama saling menguntungkan antar Angkatan Laut kedua negara dengan dasar saling menghargai dan menghormati sesama negara yang berdaulat. Untuk menjalin persahabat yang lebih erat, Athan Australia untuk Indonesia melaksanakan kunjungan kerja (Courtesy Call) ke Koarmatim yang diterima Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo di Mako Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (16/02). Kunjungan kerja tersebut membicarakan tentang beberapa hal diantaranya mengenai rencana latihan bersama Ausindo tahun 2012.

Australia Bantu Perlengkapan Laboratorium Kobangdikal


Pemerintah Australia berencana memberikan bantuan fasilitas dan perlengkapan laboratorium bahasa kepada Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

Rencana pemberian bantuan itu disampaikan Atase Angkatan Laut Australia, Kolonel Katja Bizilj CSC, saat bertemu Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Sadiman di lobi Gedung Ki Hadjar Dewantara, Bumimoro, Surabaya, Kamis.

Mengutip siaran pers dari Bagian Penerangan Kobangdikal, Kolonel Katja Bizilj, mengatakan bahwa bantuan fasilitas itu merupakan berupa peralatan standar untuk menunjang kegiatan belajar di laboratorium bahasa.

"Kobangdikal tinggal menyiapkan ruang untuk laboratorium bahasa, dan kami akan mengisi laboratoriun tersebut dengan peralatan dan fasilitas sebuah laboratorium bahasa modern," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Australia sedang menjalankan program "The New Australian Navy" ini bertujuan meningkatkan profesionalisme personel dan modernisasi peralatan.

Usai melakukan pertemuan, Katja yang didampingi stafnya Kapten Couper meninjau langsung tempat yang rencananya dijadikan laboratorium bahasa di Pusat Pendidikan Bantuan Administrasi.

Sumber: Dispenarmatim/ANTARA News

ABK KRI Sultan Iskandar Muda-367 Menerima United Nations Medal


16 Februari 2012, Lebanon: Setelah melaksanakan penugasan selama 4 (empat) bulan lebih sebagai Pasukan pemelihara perdamaian (Peacekeeping) dibawah komando MTF UNIFIL seluruh prajurit Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/UNIFIL mendapatkan penganugerahan penghargaan United Nations (UN) Medal yang disematkan langsung oleh MTF Commander RADM Luiz Henrique Caroli kepada Komandan KRI SIM-367 Letkol Laut (P) Agus Hariadi selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/UNIFIL sebagai perwakilan dan pada kesempatan yang sama juga diberikan kepada Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto.

United Nations Medal Parade merupakan upacara penganugerahan medali dari Dewan keamanan PBB kepada para Peacekeeper yang memenuhi syarat penugasan peacekeeping dan berkontribusi dalam tugas penegakan dan pemeliharaan perdamaian sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.

Dalam amanatnya RADM Luiz Henrique Caroli menyampaikan apresiasi dan perhargaan yang tinggi atas partisipasi ABK KRI SIM-367 dalam upaya memelihara perdamaian di Lebanon.Sejak bergabung dengan UNIFIL MTF tanggal 1 Oktober 2011. KRI SIM-367 secara aktif memberikan kontribusi positif mulai dari pelaksanaan MIO, patroli rutin,latihan bersama dengan LAF Navy maupundengan unsur-unsur MTF lainnya diAMO.Pada akhir sambutannya MTF Commander mengharapkan kepada Pemerintah Indonesia secara kontinyu melalui Angkatan Laut Indonesia untuk selalu berpatisipasi pada misi perdamaian guna menjaga stabilitas keamanan di Lebanon.

Berikut kutipan amanat MTF Commander “...I wish to thank the Goverment of Indonesia for assigning KRI SULTAN ISKANDAR MUDA to UNIFIL. MTF is looking forward to continuing working with Indonesian Navy to help keeping the peace and stability in Lebanon.”

Acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI H.E Dimas Samodra Roem, Komandan Satgas FHQSU, Wadan Sector East, Komandan SEMPU, Staff Officer dari UNIFIL MTF dan segenap undangan dari kalangan pejabat UNIFIL maupun masyarakat setempat.

Sumber: Dispenarmatim

Biak Disiapkan Sebagai Skadron Pesawat Tempur


6 Februari 2012, Biak: Pangkalan Udara Manuhua STAB di Kabupaten Biak Numfor, Papua dipersiapkan untuk skadron pesawat tempur dalam rangka menunjang tugas operasional Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV di kawasan Timur Indonesia.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak Marsekal Pertama TNI Dedy Nita Komara di Biak Kamis mengatakan, untuk pengembangan pengamanan wilayah udara NKRI di kawasan Papua, keberadaan pangkalan udara Manuhua Biak masuk dalam rencana pengembangan sebagai pangkalan skadron pesawat tempur TNI AU.

"Keberadaan bandara Lanud Manuhua Biak sangat strategis dan memenuhi syarat bisa dikembangkan menjadi pangkalan skadron pesawat tempur, ya pada tahun 2014 diharapkan program ini dapat terwujud," ungkap Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Dedy.

Ia mengakui, untuk idealnya pengembangan pangkalan skadron pesawat tempur di Lanud Manuhua empat flight dengan 12 pesawat tempur.

Dengan kondisi pangkalan udara Manuhua Biak saat ini, lanjut Marsma Dedy, yang sangat luas dan memenuhi syarat paling tidak dapat menampung delapan pesawat tempur TNI AU.

"Jika rencana skadron pesawat tempur TNI AU dibuka di Biak maka akan menunjang operasi Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak menjaga pengamanan wilayah udara NKRI khususnya di wilayah Papua sekitarnya," ungkap Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Dedy Nita Komara.

Hingga Kamis siang, tiga pesawat tempur F16 skadron Iswahyudi Madiun, dua Hercules, serta satu helikopter Puma berada di bandara Lanud Manuhua Biak untuk mendukung latihan cakra dan operasi "Tangkis Petir" yang diselenggarakan Kosek Hanudnas IV Biak mulai 16-21 Februari 2012.

Sumber: ANTARA News

Parlemen Belanda Tolak Rencana Indonesia Beli Leopard


16 Februari 2012, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan bahwa Parlemen Belanda secara resmi menolak rencana Pemerintah Republik Indonesia membeli 100 unit tank Leopard.

"Parlemen Belanda secara resmi sudah menolak. Informasi penolakan tersebut sudah saya terima beberapa hari yang lalu," kata dia sesaat setelah menghadiri peresmian Kapal Cepat Rudal (KRC) KRI Kujang, Kamis.

Ia mengatakan, jika pembelian itu terus dilakukan maka mereka akan mengajukan mosi tidak percaya kepada Pemerintah Belanda.

"Informasi dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo sudah menyampaikan jika memang Parlemen Belanda menolak Pemerintah Indonesia tidak akan memaksakan," kata dia.

Hasanuddin mengatakan, jika pemerintah memang membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari luar negeri harus memenuhi berberapa syarat.

"Harus ada jaminan purna jual dari alutsista tersebut atau tidak ada embargo dari negara produsen, harga alusista yang layak dan ada tidaknya jaminan transfer teknologi dari produsen," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Surabaya diberitakan, Pembelian 100 unit Tank Leopard dari Belanda diharapkan selesai sebelum 2014.

"Sampai sekarang masih tahap penjajakan dan belum berhenti. Tim yang kami bentuk masih membahasnya dan diharapkan sebelum 2014 sudah selesai," ujarnya di Surabaya, Rabu malam.

"Sekali lagi saya tegaskan, kalau Belanda menjual kami beli, tapi kalau tidak kami pergi. Tunggu saja perkembangan berikutnya," kata mantan Pangkostrad tersebut.

Pihaknya juga mengatakan saat ini Jerman menjajaki dan menawari Indonesia. Menurut Pramono, tank buatan Jerman menjadi alternatif jika target awal tidak kesampaian.

"Memang ada tawaran dari Jerman. Hanya saja kami belum bersikap, tapi itu bisa dijadikan alternatif. Yang pasti sebelum 2014 sudah harus selesai," tutur mantan Danjen Kopassus tersebut.

Jika pembelian Tank Leopard yang alokasi anggarannya mencapai 280 Juta US Dollar berjalan mulus, diharapkan bisa menjadi prestasi serta menaikkan wibawa bangsa.

Sumber: ANTARA News

TNI AL Jajaki Pembuatan Kapal Perang Jenis BCM di Banten


16 Februari 2012, Serang: Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten yang merupakan jajaran di bawah Koarmabar menerima kunjungan kerja Wakil Asisten Kasal bidang Logistik (Waaslog Kasal) Laksma TNI Sayid Anwar beserta 13 orang rombongan dari Mabesal Cilangkap dengan melaksanakan peninjauan ke galangan kapal (Shipsyard) PT. Anugerah Buana Marine (ABM) di Ds. Margagiri Kec. Bojonegara Kab. Serang Provinsi Banten Banten. Serang, (14/02/12).

Waaslog Kasal yang didamping Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Agus Priyatna, ST, dan rombongan lainnya meninjau secara langsung galangan kapal PT. Anugerah Buana Marine (ABM) dalam rangka rencana kerja sama TNI AL dengan perusahaan tersebut dalam pembuatan kapal perang (KRI) jenis Bantu Curah Minyak (BCM).

Di wilayah kerja Lanal Banten ada beberapa galangan kapal (Ships Yard) Nasional yang telah mampu dalam perbaikan dan pembuatan kapal-kapal berbagai jenis baik kapal Cargo, Tug Boat, Tongkang, Kapal Ikan, Kapal Patroli dll. Salah satunya PT Anugerah Buana Marine (ABM) yang menjadi salah satu pilot project perusahaan swasta dalam pembuatan Kapal TNI AL di Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Waaslog Kasal beserta rombongan diterima oleh Dirut PT. Anugerah Buana Marine (ABM), Bpk. Nasrudin beserta Staf dan dilanjutkan dengan paparan tentang klasifikasi dan spesifikasi kapal jenis BCM yang akan dibangun oleh pihak PT. Anugerah Buana Marine (ABM) di hadapan para pejabat TNI AL .

Selesai melaksanakan paparan para pejabat dari Mabes TNI AL melakukan peninjauan langsung ke lokasi tempat pembuatan kapal (Galangan kapal/ Work Shop) dan hasil-hasil produksi kapal yang bertempat di area galangan kapal PT. Anugerah Buana Marine (ABM) di Ds. Margagiri Kec. Bojonegara Kab. Serang, Propinsi Banten.

Sumber: Dispenal

Wamenhan RI Terima Kunjungan Dubes Slovakia


16 Februari 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddn, Kamis (16/2) menerima Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Maksud kunjungan Dubes Slovakia ini adalah membahas peluang kerjasama di bidang pertahanan, khususnya industri peralatan militer serta pendidikan dan pelatihan personel yang dapat dilaksanakan oleh kementerian pertahanan kedua negara. Dubes Slovakia ini menyampaikan bahwa di negaranya memiliki salah satu training center yang terbaik di negara-negara anggota NATO. Saat menerima Dubes Slovakia, Wamenhan didampingi Ses Dirjen Strahan, Brigjen TNI I Wayan Midhio dan Ses Baranahan Kemhan, Laksma TNI Ir. Antonius Djonie Gallaran, M.M.

Sumber: DMC

Bank Mandiri Komitmen Biayai Pembangunan KCR

(Foto: Kemhan)

16 Februari 2012, Batam: PT Bank Mandiri Tbk berkomitmen membiayai pembangunan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan PT Palindo Marine yang ketiga senilai Rp75 miliar.

Senior Vice President Regional Commercial Sales 1 Group Bank Mandiri, Aquarius Rudianto di Batam, Kamis, mengatakan sejauh ini Bank Mandiri Tbk sudah memberi pinjaman untuk sumber pembiayaan dua kapal yang sudah dibuat oleh PT Palindo.

"Kapal tersebut yakni KRI Clurit dan KRI Kujang dan juga satu kapal lagi yang tengah dibangun di Kawasan Industri Tanjunguncang yang akan selesai pada November 2012,"ujarnya.

Menurutnya Bank Mandiri berkomitmen mendukung pembiayaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI termasuk ketiga kapal yang dibuat di Batam.

Ia mengatakan, dalam pembangunan KCR-40 ketiga tersebut, Bank Mandiri menanggung pembiayaan sekitar 60 persen dari total biaya proyek.

"Selain pembangunan yang di Batam, kami juga siap mendukung pembiayaan untuk alutsista yang lain," kata dia.

Pengadaan alutsista TNI sebelumnya menggunakan skema kredit ekspor. Skema ini kemudian diubah menjadi pinjaman dalam negeri menggunakan mata uang rupiah murni.

Tujuannya, untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam pembiayaan pengadaan alutsista TNI.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan Bank Mandiri ingin terus meningkatkan peran aktif dalam pengembangan teknologi alutsista untuk menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

"Kami bangga dapat turut serta dalam membangun kapal cepat rudal berteknologi tinggi yang murni dibuat oleh Bangsa Indonesia. Bank Mandiri berharap dapat terus memberikan kontribusi positif dalam pengembangan alutsista nasional," kata Zulkifli Zaini.

Bank Mandiri telah berkomitmen untuk mendukung pembiayaan alutsista sejak 2007 namun menunggu ketentuan prinsip di regulasi perbankan, karena pembiayaan alutsista bersifat peminjaman dalam negeri sehingga memiliki sifat yang berbeda dengan kredit lainnya.

14 KCR akan Dibangun Hingga 2014


Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menargetkan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal di berbagai daerah untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia yang akan selesai pada 2014.

"Hingga 2014 kami merencanakan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal (KCR) ukuran 40-60 meter untuk penunjang pengamanan perairan Indonesia," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro setelah meresmikan KRC Kujang di Batam, Kamis.

Menteri mengatakan upaya tersebut sebagai langkah pembangunan strategis yang nantinya tidak terbatas pada pengembangan KCR saja, namun juga pada industri strategis lainnya.

"Pembangunan kapal merupakan langkah awal, nanti pembangunan strategis di daerah juga akan mengembangkan industri untuk kekuatan udara dan darat," kata dia.

Pada dasarnya, kata Menteri, selain membangun industri dalam negeri hal tersebut juga membangun kekuatan TNI.

"Pembangunan 14 kapal tersebut baru tahap awal. Kami telah menyiapkan rencana strategis pertahanan hingga tahun 2024 dengan target 44 kapal cepat," kata Menteri.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 44 KCR hingga 2024 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan-gangguan.

"Setidaknya dibutuhkan 44 kapal hingga tahun 2024 mendatang untuk keperluan penegakan hukum di laut, termasuk pengamanan terhadap pencurian terhadap kekayaan alam Indonesia, dan mencegah penyelundupan," kata dia.

Secara umum, kata dia, seluruh satuan TNI telah memiliki rencana pengembangan pertahanan masing-masing sebagai upaya peningkatan kekuatan.

"Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah memiliki blueprint pertahanan untuk membangun kekuatan. Pembangunan akan dilakukan bertahap," kata dia.

Ia mengatakan, salah satu rencana tersebut ialah penggantian utama sistem persenjataan (alustsista) yang sudah uzur dengan alat-alat baru yang akan dibangun, sementara alutsista yang masih bisa digunakan akan terus ditingkatkan kemampuannya.

Dua KCR masing-masing KRI Clurit-641 dan Kujang-642 telah diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Batuampar, Batam pada 25 April 2011 dan pagi ini (Kamis/15-02).

Dua kapal yang dibangun oleh PT Palindo Marine Industry, Tanjunguncang tersebut memiliki panjang 44 meter ini mampu melaju hingga kecepatan 30 knot yang sepenuhnya dikerjakan putra-putri Indonesia.

Sebagian besar material kapal perang tersebut pun di produksi di dalam negeri sehingga peluncuran kapal KCR-40 berbahan baja-alumunium ini ikut menandai sejarah baru industri perkapalan di Indonesia .

KRI tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor,Weapon and Command), diantaranya meriam kaliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705.

Bagian lambung KCR-40 terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT.Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin caliber 20 mm di anjungan kapal.

Sumber: ANTARA Kepri

Menhan Resmikan Kapal Cepat Rudal Kedua Produksi Dalam Negeri


16 Februari 2012, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Cepat Rudal (KCR)-40 kedua produksi dalam negeri, Kamis (16/2) di Dermaga Batu Ampar, Batam. Kapal perang ini diproduksi oleh perusahaan galangan kapal swasta nasional di Batam yaitu PT. Palindo Marine Shipyard. KCR-40 pesanan kedua dari TNI AL ini diberi nama KRI Kujang dengan nomor lambung 642.

Hadir pada acara tersebut Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Harryanto, Dirut PT. Palindo Marine Shipyard Harmanto dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL. Hadir pula Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddik dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI serta Gubernur Kepulauan Riau Rusli Zainal.

Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan dibukanya selubung papan nama KRI Kujang–642 oleh Menhan. Bersamaan dengan acara peresmian ini, Menhan juga melantik Komandan KRI Kujang–642 yang dijabat oleh Mayor Laut (P) Lugi Santosa.

Sebelum peresmian, dilaksanakan penandatanganan dan penyerahan Protocol of Delivery dari pihak PT. Palindo Marine Shipyard yang diwakili Dirut PT. Palindo Marine Shipyard kepada Kemhan yang diwakili Kabaranahan Kemhan. Selanjutnya secara berurutan diserahkan kepada Aslog Panglima TNI, Aslog Kasal dan terakhir diterima oleh Pangarmabar. Penandatanganan dan penyerahan Protocol of Delivery tersebut disaksikan Menhan, Panglima TNI, Ketua Komisi I DPR RI dan Kasal.

Dengan penambahan satu buah KCR-40 ini, diharapkan akan menambah kekuatan Armada TNI AL dalam rangka mengemban tugas – tugasnya menjaga perairan laut Indonesia dan juga memberikan efek deterrence bagi pertahanan negara. KCR–40 ini akan ditempatkan di wilayah perairan laut yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari Komando Armada Barat (Koarmabar).

Secara keseluruhan, PT. Palindo Marine Shipyard mendapatkan pesanan dari TNI AL membuat KCR-40 sebanyak empat unit dengan nilai kontrak kurang lebih untuk satu unit KCR-40 sebesar Rp. 75 Milyar. Pengadaan KCR–40 ini menggunakan sumber pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri.

KCR-40 yang pertama telah diresmikan oleh Menhan pada bulan April 2011 dan sudah memperkuat Armada Perang TNI AL dijajaran Armabar dengan nama KRI Clurit-641. Saat ini, PT. Palindo Marine Shipyard juga sudah mulai menyiapkan KCR-40 ketiga dan direncanakan selesai pada bulan November 2012. Sedangkan KCR-40 keempat diperkirakan akan selesai pada tahun 2013.

Menhan dalam sambutannya mengatakan, peresmian KRI Kujang-642 sebagai salah satu langkah bagi kebangkitan industri dalam negeri guna menuju kemandirian. Perhatian pemerintah saat ini sangat besar dalam mengupayakan pemberdayaan industri pertahanan nasional dalam mendukung pemenuhan Alutsista TNI.

Menhan mengungkapkan, program pengadaan type Kapal Cepat Rudal (KCR) seperti ini sampai dengan tahun 2014 nanti direncanakan sebanyak 14 kapal dengan ukuran antara 40 meter sampai 60 meter.

Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya nyata untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dengan membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang bertujuan mewujudkan pemberdayaan industri pertahanan guna menuju kemandirian. “Pada saat ini juga sedang diproses penyelesaian RUU Industri Pertahanan dan Keamanan sebagai landasan hukum bagi keberpihakan kita terhadap industri dalam negeri”, tambah Menhan.

Lebih lanjut Menhan atas nama Pemerintah menyampaikan penghargaan kepada DPR-RI khususnya Komisi I atas dukungannya selama ini kepada Kemhan dan TNI dalam mewujudkan rencana pembangunan kekuatan TNI. Ucapan selamat juga disampaikan kepada Direktur dan seluruh karyawan PT. Palindo Marine Shipyard yang telah menyelesaikan pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) tIpe 40 kedua yang dibiayai dari anggaran pinjaman dalam negeri TA.2010.

“Saya berharap, PT. Palindo Marine Shipyard tidak cepat berpuas diri, namun terus mengembangkan segala kemampuan yang ada guna mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal”, pesan Menhan.

Sementara itu Dirut PT.Palindo Marine Shipyard mengatakan, pihaknya merasa bangga mendapat kehormatan untuk membangun kapal ini dan mempersembahkannya kepada negara sebagai tanda peran anak bangsa dalam membangun negara khususnya dalam bidang pertahanan di laut.

Dirut PT.Palindo Marine Shipyard berharap, kehadiran kapal ini akan membuat NKRI semakin kuat dan disegani oleh negara lain serta berharap industri pertahanan dalam negeri semakin berkembang dalam semangat kemandiriian demi kejayaan ibu pertiwi.

KCR–40 Produksi Palindo Marine Shipyard


KCR-40 sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putri bangsa dan sebagian besar material kapal perang tersebut diproduksi di dalam negeri. Putra-putri terbaik bangsa yang terlibat dalam proses pekerjaan KCR ini berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) yang bekerja di Batam.

Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 40 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. KCR-40 mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

KCR-40 terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini merupakan produk dalam negeri yang diperoleh dari PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

Kapal yang sepenuhnya di buat di PT. Palindo Marine Shipyard tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan Cina .

Sumber: DMC

Rabu, 15 Februari 2012

Pembelian Tank Leopard Sebelum 2014

Leopard 2A4 AD Singapura. (Foto: Mindef)

16 Februari 2012, Surabaya: Pembelian 100 unit Tank Leopard dari Belanda diharapkan selesai sebelum 2014.

"Sampai sekarang masih tahap penjajakan dan belum berhenti. Tim yang kami bentuk masih membahasnya dan diharapkan sebelum 2014 sudah selesai," ujar Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo kepada wartawan di Surabaya, Rabu malam.

"Sekali lagi saya tegaskan, kalau Belanda menjual kami beli, tapi kalau tidak kami pergi. Tunggu saja perkembangan berikutnya," kata mantan Pangkostrad tersebut.

Pihaknya juga mengatakan saat ini Jerman menjajaki dan menawari Indonesia. Menurut Pramono, tank buatan Jerman menjadi alternatif jika target awal tidak kesampaian.

"Memang ada tawaran dari Jerman. Hanya saja kami belum bersikap, tapi itu bisa dijadikan alternatif. Yang pasti sebelum 2014 sudah harus selesai," tutur mantan Danjen Kopassus tersebut.

Jika pembelian Tank Leopard yang alokasi anggarannya mencapai 280 Juta US Dollar berjalan mulus, diharapkan bisa menjadi prestasi serta menaikkan wibawa bangsa.

Anggaran dari pemerintah untuk modernisasi peralatan TNI AD sebesar Rp14 triliun.

"Di antaranya pengadaan tambahan helikopter, PT Pindad yang menyiapkan anoa atau panser, serta alutsista lainnya. Bahkan Leopard ini hanya bagian kecil saja kok," tukas jenderal yang juga pernah menjabat Pangdam Siliwangi tersebut.

Tahun ini direncanakan pembelian meriam, rudal anti pesawat, peluncur roket multiras dan lainnya.

Sumber: ANTARA News

Busi Vespa Jadi Penggerak Utama Tank

Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Dedi Kusnadi (depan, dua dari kanan) mengendarai tank APC (armored personel carrier) buatan Prancis dari Batalyon Kavaleri 2/Tank bersama sejumlah anggota TNI, di Lapangan Parade Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jateng, Rabu (15/2). Batalyon Kavaleri 2/Tank saat ini memiliki puluhan tank berbagai jenis, seperti APC dan AMX buatan tahun 1950-an yang suku cadangnya sudah tidak tersedia lagi sehingga jika terjadi kerusakan para teknisinya terpaksa memodifikasi berbagai komponennya. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/pd/12)

16 Februari 2012, Semarang: Keterbatasan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI tidak menyurutkan langkah para prajurit itu untuk tetap semangat berjuang.Salah satu jajaran TNI yang berhasil berinovasi adalah Batalion Kavaleri 2/Tank.

Batalion yang selalu berurusan dengan alat tempur berat tank ini cukup direpotkan dengan puluhan tank yang sudah berusia tua. Onderdil mesin tank yang dimiliki batalion ini sudah tidak dijual di pasaran umum. Alhasil jika mesin tank rusak, akan susah untuk memperbaikinya. Namun,para prajurit Yon Kav 2/Tank tidak kehilangan akal.Mereka pun mencoba berinovasi dengan onderdil lain untuk menggantikan fungsi onderdil tank yang sudah rusak dan uzur atau istilahnya “dikanibal”. Hasilnya sungguh di luar dugaan.

Busi tank jenis AMX 13 pun mampu digantikan hanya dengan busi vespa. Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Dedi Kusnadi Thamim mengaku bangga atas kreasi dan inovasi prajurit Yon Kav 2/Tank tersebut.“Kita akan melakukan penelitian lebih mendalam dan akan mengikutkan inovasi tersebut dalam lomba cipta karya teknologi militer,yang kemudian akan dipatenkan,” ungkap Dedi seusai mencoba Tank AMX 13 yang sudah dikanibal dengan busi vespa di Lapangan Parade Makodam IV/Diponegoro,Semarang, kemarin.

Kasdam mengaku,setelah melakukan uji coba,tidak bisa merasakan mana tank yang kanibal dengan tank asli.Dari segi manuver kemampuan dan kecepatan,tidak berbeda. “Sepuluh tahun yang lalu saya pernah mengendarai tank jenis yang sama dan masih asli, rasanya tidak ada yang beda,” ungkapnya. Dengan inovasi yang dilakukan,“kuda besi”jenis AMX 13 buatan Prancis yang sudah berusia setengah abad itu masih tetap bisa difungsikan secara maksimal. Kasdam mengatakan,inovasi yang dilakukan Yon Kav 2/Tank ini perlu ditiru kesatuan lain dalam rangka kemajuan satuan dan efisiensi peralatan di tengah minimnya anggaran belanja alutsista.

KomandanYon Kav 2/Tank Letkol Kav Dicky Armunanto Mulkan mengaku, inovasi tersebut berupa kanibalisme suku cadang itu terpaksa dilakukan karena suku cadang untuk tank jenis AMX 13 sudah tidak diproduksi lagi. ”Seperti businya,sekarang ini sudah tidak ada.Karena itu, kita ganti dengan busi vespa yang modifikasi dengan cara dibuatkan konventer (sambungan),maka jadilah busi motor menjadi busi tank,” ungkapnya.

Dicky mengaku,Yon Kav 2/Tank memiliki 2 jenis AMX 13,yakni AMX 13 tipe tempur yang mengusung persenjataan berat Cannon 105 mm, senapan mesin berat (SMR) Browning 50 atau kaliber 12,7 mm,senapan mesin ringan (SMR) kaliber 7,62 mm,dan AMX 13 tipe Angkut Personel Carrier (APC). Selain busi,inovasi lain yang dilakukan prajurit Yon Kav 2/Tank adalah memodifikasi senjata SMB. Modifikasi ini mengadopsi senjata air soft gun.“Pada senjata yang asli,rangkaian penggeraknya diganti dengan peranti kuningan yang berfungsi sebagai pelontar amunisi dengan memanfaatkan tekanan gas sehingga tidak merusak yang asli,”paparnya.

Rangkaian yang dibuat dalam waktu hanya satu bulan oleh Koptu Hadi Mulyono itu merupakan rakitan dari bahan kuningan blok diameter 3,88 mm,pipa kuningan diameter 16mm, serta as kuningan diameter 16 dan 28 mm. Inovasi lainnya adalah pengembangan sistem CCTV pada tank.Kamera tersembunyi yang dipasang dalam tank itu dapat langsung online sehingga bisa langsung diakses pimpinan.

“Dengan kamera yang dipasang di ranpur,akan memudahkan pemberian instruksi kepada pengemudi tank karena komando atas bisa langsung memantau,”ungkapnya.

Sumber: SINDO

Selasa, 14 Februari 2012

Indonesia Teken Kontrak Pembelian Sembilan Pesawat Angkut C-295

(Foto: EADS)

15 Februari 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan sejumlah anggota Komisi I DPR-RI, Rabu (15/2), menyaksikan penandatanganan kontrak pembelian sembilan pesawat militer C-295 yang dilakukan antara Direktur PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan President and CEO Airbus Military pada acara Singapore Air Show dan selanjutnya pesawat akan dinamakan CN-295 oleh pihak Indonesia.

Pesawat CN-295 selanjutnya akan dioperasikan oleh TNI AU dalam berbagai penugasan antara lain untuk kepentingan militer, logistik, kemanusiaan maupun misi evakuasi medis, dan pengiriman pertama diperkirakan mulai tahun 2012 sampai pada semester kedua tahun 2014.

Menurut Menhan, moment ini sangat membanggakan khususnya bagi industri kedirgantaraan Indonesia. Mengingat, pesawat C-295 memiliki kemampuan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia saat ini dan di masa mendatang serta kebutuhan kepentingan kemanusiaan. Sedangkan dalam hal pembiayaan, juga sangat efisien dan partisipasi penuh dari industri penerbangan dalam negeri dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berkemampuan tinggi sekaligus transfer teknologi.

Sementara itu Dirut PT DI Dr Budi Santoso menjelaskan, kontrak ini dibangun atas dasar hubungan kerjasama yang baik yang telah ada antara Airbus Military dengan Industri Penerbangan Indonesia. Kerja sama ini akan memberikan kemampuan yang tepat bagi Indonesia di masa mendatang dan memberikan kesempatan kepada PT DI untuk menumbuhkan bisnis industri penerbangannya sebagai penyedia tingkat pertama. Hal ini akan menempatkan PT DI di peta industri penerbangan global dan memberi kesempatan kepada Industri penerbangan Indonesia untuk mengembangkan kemampuan tenaga kerja. Sedangkan President and CEO dari Airbus Military Domingo Urena Raso, Airbus Military merasa bangga dengan Kementerian Pertahanan RI telah memilih C-295 sebagai salah satu armadanya dan berharap kerjasama dengan PT DI ini dapat terus berlanjut.

Generasi terbaru C-295 adalah pesawat yang ideal untuk pertahanan dan misi-misi kemanusiaan, patroli perairan termasuk operasi pengawasan wilayah. Selain itu, pesawat ukuran menengah taktis ini, juga memiliki kemampuan yang fleksibel bagi kebutuhan personel, pasukan, angkutan alat berat, evakuasi medis, tugas-tugas komunikasi serta logistik.

Di sisi lain, pesawat C-295 juga dapat dikonfigurasikan dalam versi khusus yang dipersenjatai sekaligus untuk kepentingan pengawasan daratan, SAR, patroli perairan, anti kapal selam atau peringatan dini udara.

“Secara global, pesawat ini memiliki kemampuan ganda, yakni sebagai pesawat untuk kepentingan militer maupun kepentingan kemanusiaan dan tentunya kita mendapatkan keuntungan transfer of technologi”, tegas Menhan

Sumber: Kemhan

Batalyon 465 Paskhas Latihan Jungar di Lanud Supadio

Komandan TNI AU Yon 465 Paskhas, Mayor Psk Rana Nugraha (kanan), menjalani pemeriksaan peralatan yang dilakukan oleh seorang Jumping Master, sesaat sebelum melakukan terjun tempur (junpur) static dari pesawat Hercules, di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (14/2). Sebanyak 236 prajurit TNI AU Yon 465 Paskhas berlatih terjun tempur static dan free fall, guna meningkatkan kemampuan keparaan dalam mengamankan NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/12)

14 Februari 2012, Kubu Raya: Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, Selasa (14/2) melaksanakan latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tempur di run way Lanud Supadio, Pontianak yang diikuti sebanyak 226 prajurit Batalyon 465 Paskhas.

Danlanud Supadio Kolonel Pnb Kustono, S.Sos dalam arahannya mengatakan setiap prajurit paskhas yang mengikuti latihan terjun payung penyegaran ini agar selalu memperhatikan keselamatan diri maupun perlengkapan perorangan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Disisi lain, latihan terjun ini juga untuk meningkatkan kesiapan prajurit paskhas dalam menghadapi tugas-tugas operasional dalam bidang matra udara.

Sedangkan Komandan Batalyon (Danyon) 465 Paskhas, Letkol Psk Rana Nugraha, S.E. yang memimpin langsung latihan terjun penyegaran tersebut menyampaikan bahwa, dalam pelaksanaannya latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tersebut menggunakan pesawat C-130 Hercules dengan tiga kali sortie, sortie pertama terdiri dari 2 run, sortie kedua berjumlah 2 run, dan sortie ketiga 2 run sedangkan ketinggian penerjunan mencapai 1.200 feet untuk terjun statistik dan 5000 feet untuk terjun free fall.

”Latihan Ini merupakan kelanjutan dari latihan yang telah dilaksanakan oleh Batalyon 465 Paskhas. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh prajurit Paskhas dalam hal terjun tempur sehingga akan tercapai kesiapan operasional yang tinggi,” jelas Danyon 465 Paskhas.

Lanjut Danyon Paskhas, mengharapkan dengan adanya latihan ini diharapkan agar kesiapan operasional seluruh prajurit Batalyon 465 Paskhas dapat meningkat. ”Seluruh prajurit mampu mencapai titik pendaratan yang telah ditentukan dengan aman dan selamat. Mereka juga terampil melaksanakan prosedur penerjunan tempur yang benar serta mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam melaksanakan penerjunan, ”jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Danyon, setiap prajurit paskhas harus mampu memelihara profesionalisme sehingga dapat siap siaga apabila ada ancaman yang datang. Untuk itu diperlukan kesiapan operasi satuan yang tinggi, dan kondisi ini dapat tercapai apabila dilakukan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut pada seluruh prajurit.

Sumber: Dispenau

Delapan Kapal Perang Gelar Latihan Gladi Tugas Tempur di Natuna

KRI Banda Aceh-593. (Foto: Kemhan)

14 Februari 2012, Jakarta: Delapan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) diantaranya jenis Perusak Kawal tipe Parchim dan jenis Angkut Tank Frosch jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) diberangkatkan dalam rangka manuver lapangan pada Latihan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III Terpadu tahun 2012 menuju perairan Natuna dari dermaga Pondok Dayung Jakarta Utara, Selasa (14/2).

Usai kegiatan embarkasi personel, kendaraan tempur dan sejumlah pasukan Marinir yang terlibat dalam Latihan Gladi Tugas Tempur Tigkat III Terpadu Koarmabar tahun 2012 tersebut, unsur-unsur KRI akan melaksanakan beberapa manuver taktis mulai keluar alur pelabuhan dan bergerak menuju perairan Laut Jawa akan dilaksanakan pentahapan latihan secara berlanjut.

Latihan Glasgaspur Tingkat III Terpadu dilaksanakan dengan melibatkan sejumlah kapal perang dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat meliputi Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Ranjau dan Satuan Kapal Patroli. Selain itu melibatkan satu KRI dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dan sejumlah kendaran tempur dari Korps Marinir.

Kegiatan manuver lapangan sejak mulai tolak dari pangkalan Jakarta, unsur-unsur yang terlibat dalam Latihan Glagaspur Tingkat III Terpadu akan mengikuti beberapa serial latihan dalam rangka kesiapan tempur, profesionalisme prajurit dan meningkatkan kemampuan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) serta kerja sama taktis antar unsur KRI.

Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan Glasgaspur diantaranya KRI Yos Soedarso-353, KRI Silas Papare–386, KRI Wiratno-379, KRI Sutedi Sena Putra-378 dan KRI Teuku Umar–385 dan KRI Pulau Rangsang-727

Sendangkan KRI yang direncanakan berangkat dari dermaga TNI Angkatan Laut di Mentigi Tanjung Uban sejumlah tujuh kapal perang antara lain KRI Barakuda-633, KRI Siliman- 848 dan KRI Sigurot-864 serta dua kapal baru produksi dalam negeri ikut pula dilibatkan dalam latihan ini diantaranya KRI Banda Aceh-593 dan KRI Clurit–641.

Selain itu melibatkan Tim Pasukan Katak dari Detasemen Pasukan Katak Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar dan sejumlah pasukan Marinir pengawak Tank PT-76 yang akan melaksanakan kegiatan latihan pendaratan dengan Docking dan Undocking di KRI jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 pada posisi sekitar dua sampai dengan tiga mil dari daratan salah satu pulau di Kepulauan Natuna.

Sumber: Koarmabar

F-16 Jajal Radar Saumlaki Timika

F-16 Skadron Udara 3. (Foto: Lanud Iswahjudi)

14 Februari 2012, Madiun: Satu flight pesawat tempur F-16 Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi melaksanakan terbang jelajah ke Wilayah Timur Indonesia. Penerbangan ini dilakukan dengan misi pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sekaligus menjajal kemampuan Radio Detecting And Ranging (Radar) Satrad (Satuan Radar) 245 Saumlaki dan Timika.

“Selain itu F-16 ini juga melakukan latihan Tangkis Petir, Hanud Cakra, dan Hanud Kilat,” kata Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M.Syaugi dalam siaran persnya pada Selasa (14/2).

Syaugi dalam kesempatan itu melepas keberangkatan pesawat tempur yang masih menjadi andalan TNI AU tersebut.

Terbang jelajah yang akan dilakukan selama 14 hari ini meliputi Lanud Balikpapan Kaltim, Lanud Samratulangi Manado, Lanud Biak Papua, Lanud Patimura Ambon dan Lanud Rembiga NTB, dengan melibatkan 8 penerbang tempur F-16/Fighting Falcon, 46 teknisi (Ground Crew), serta Tim Brigan dari Satpon Lanud Iswahjudi dengan di dukung pesawat C-130 Hercules.

Satrad 245 Saumlaki, baru diresmikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) marsekal TNI Imam Sufaat, beberapa waktu lalu.

Sumber: Jurnas