Senin, 18 April 2011

Dua Kapal Hibah Brunei Beroperasi di Armabar

Penyerahan dua kapal perang hibah dari pemerintah Brunei diwakili Deputi Administrasi dan Keuangan Kementrian Pertahanan Dayang Hajah Suriyah binti Haji Umar pada pemerintah Indonesia diwakili Mardsya TNI Eris Heriyanto. (Foto: Tengku Zainal Tengku Hj Hassan)

19 April 2011, Jakarta (Suara Karya): Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), KRI Salawaku 642 dan KRI Badau 643 akan masuk ke jajaran wilayah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar). "Kapal itu akan berada di wilayah barat perairan Indonesia mulai dari Cirebon sampai Sabang," kata Komandan KRI Badau, Mayor Laut (P) Komaruddin, di Pontianak, Senin.

Namun untuk penggunaan patrolinya, dia mengatakan belum memperoleh informasi lebih lanjutnya. "Karena itu kebijaksanaan pimpinan. Kita cuma mendapatkan perintah untuk membawa kapal dari Brunei ke Jakarta, dan kita transit ke Pontianak untuk bekal ulang," katanya.

Menurutnya kapal hibah tersebut termasuk kapal cepat rudal (KCR) yakni kapal yang mempunyai kemampuan cepat dan mempunyai persenjataan peluru kendali atau rudal. "Kapal ini buatan Inggris tapi pabriknya di Singapura serta daya jelajahnya dengan kondisi ideal mampu sampai dengan 28 knot," tuturnya.

Komaruddin menjelaskan dengan kondisi saat ini, kapal tersebut masih bisa dipakai 10-15 tahun ke depannya. "Walau pun usianya sudah tua, perawatan di Brunei sangat baik sekali. Kapal itu juga disertai dengan spare part untuk dibawa ke Indonesia," ujarnya.

(Foto: Tengku Zainal Tengku Hj Hassan)

Masing-masing kapal berisi 37 orang yang terdiri dari 7 perwira dan 30 anggota, serta sistem navigasinya standar dengan kapal perang yang lainnya. Untuk perawatannya di Indonesia dilakukan rutin seperti KRI yang lainnya. "Setelah ini akan ada pengecekan dari TNI Angkatan Laut. Kemudian ada beberapa penyempurnaan, setelah diresmikan oleh pemerintah dalam hal ini diserahkan dari Panglima TNI ke KSAL. Berarti sudah bisa dioperasikan," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan Komandan KRI Salawaku, Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews, meski pun usianya sekitar 30 tahun, tetapi performanya masih sangat bagus. "Perjalanan dari Brunei sekitar dua hari satu malam, kita singgah di Pontianak dalam rangka bekal ulang untuk mengisi bahan bakar dan air, dan akan melanjutkannya ke Jakarta," ujarnya.

Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan dua unit kapal hibah kepada Indonesia pada 15 April 2011. Kedua kapal tersebut semula bernama "KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada" dan "KDB Pejuang" merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB).

Sumber: Suara Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar